Efod, pakaian seperti rompi yang dikenakan menutupi jubah, terdiri dari dua bagian: Satu menutupi dada dan yang lainnya punggung. Keduanya disa­tukan bersama-sama di bagian atas dengan tali bahu dan pada bagian bawah (pinggang) dengan sabuk yang dianyam dengan teliti. “Kain berwarna biru, un­gu tua dan ungu muda, merah, lenan halus, emas dan permata baju efod mem­berikan variasi dan keindahan yang membuatnya menjadi pakaian yang paling mulia dari semua pakaian imam” (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, jld. 1, hlm. 648).


Pada baju efod dilekatkan beberapa objek yang menjelaskan posisi Imam Besar. Di dalamnya termasuk batu onyx pada kedua tali bahu. Pada masing-ma­sing batu terukir nama enam dari 12 suku.


(atau sa­at Kunjungannya ke bait suci) sampai kematian-Nya Ia menyadari misi-Nya se­penuhnya.

Sekarang Dia yang telah berhasil menanggung “penyakit dan kesengsaraan kita” (Yes 53:4), menempatkan pada pundak kita tanggung jawab untuk mem­perluas kerajaan-Nya di seluruh dunia. Fakta bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus bertemu beberapa kali dengan orang-orang percaya tetapi tidak kepada orang-orang yang tidak percaya adalah bukti bahwa tugas penginjilan diwaris­kan kepada pengikut-Nya.

Upaya pribadi kita tidak memiliki konsekuensi kosmik; kontribusi pribadi kita tidak akan membuat perbedaan dalam peperangan Kristus dengan Setan. Namun demikian, apakah itu begitu kecil atau tampaknya tidak disadari, upa­ya kita itu menggembirakan hati Juruselamat dan membantu dalam memenuhi tugas-Nya—“Pergilah ke seluruh dunia” (Markus 16:15).

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan