KUNCI KUBUR

“Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Wahyu 1:17,18).

“Jangan takut.” Kata-kata itu luar biasa, mirip perkataan Yesus: “Janganlah gelisah hatimu” pada malam sebelum penyaliban-Nya (Yoh. 14:1-3). Pada pasal sebelumnya, Yesus memberi alasan untuk tidak takut kepada kedatangan-Nya yang kedua. Dia akan menyiapkan sebuah tempat bagi mereka dan akan kembali agar mereka bisa berada bersama-Nya. Yohanes 14:1-3 tidak menyebutkan kebangkitan-Nya, tetapi jelas sekali bahwa secara tidak langsung itulah maksudnya.

Di sini di dalam Wahyu 1:17,18, Kedatangan Kedua Kali tidak disebut. Tetapi kita menemukan di ayat 7, Yohanes menyatakan bahwa Yesus akan datang dalam awan-awan dan “setiap mata akan melihat Dia.” Dia bisa kembali karena Dia adalah “Yang Hidup” yang “telah mati” namun “Aku hidup.”

Itulah kabar baik, tetapi di dalam bagian akhir ayat 18, malah makin baik lagi. Dia yang hidup menyatakan, “Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” Di dalam istana-istana zaman dulu, mereka yang memegang kunci adalah orang penting. Orang itu dapat mengizinkan seseorang masuk atau tidak membuka pintu dan akses ke hadapan sang Raja. Kunci adalah lambang wewenang.

Berdasarkan kenyataan itu kita dapat mengevaluasikan pernyataan Yesus mengenai memiliki kunci maut dan kubur. Semua orang dapat membunuh siapa saja. Tidak ada rahasia untuk itu. Tarik saja pelatuk dan kita dapat mengirim seseorang ke perjalanan ke taman makam.

Tetapi kebalikannya tidaklah mudah. Mustahil kita dapat menghidupkan orang kembali, tak peduli seberapa banyak uang atau kuasa yang kita miliki,

Di situlah berlaku kemenangan Yesus atas maut, kebangkitan-Nya memperlihatkan untuk selamanya bahwa Dia sendiri memegang kunci maut dan kubur.

Akibatnya, kebangkitan-Nya adalah suatu jaminan bagi para pengikut-Nya. Dengan demikian umat Kristen tidak perlu takut. Kita melayani Tuhan yang sudah bangkit! Tidak ada yang dapat terjadi pada diri kita yang tidak dapat Dia kembalikan-bahkan maut itu sendiri.

Dia bukan saja bangkit, tetapi juga “hidup, sampai selama-lamanya” (ayat 18). Yesus tidak bangkit agar kemudian mati lagi, tetapi Dialah “yang hidup... untuk selama-lamanya.” Dan dengan kunci-kunci-Nya, Dia menawarkan kehidupan kekal yang sama kepada masing-masing pengikut-Nya.

Kata akhirnya: Jangan takut, kita melayani Tuhan yang sudah bangkit yang akan datang lagi untuk menyediakan kepada para pengikut-Nya kehidupan sepanjang zaman kekekalan.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan