PEKERJAAN YESUS DI SURGA

“Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia” (Ibrani 8:1, 2).

Kita memiliki Imam Besar di surga. Dengan pernyataan itu kita tahu apa yang Yesus lakukan sejak kenaikan-Nya. Dia telah menyelesaikan aspek pengorbanan pelayanan-Nya dan kemudian meneruskan keimamatan-Nya.

Dalam menggambarkan pelayanan keimamatan Yesus, kitab Ibrani menjadi sangat khusus. Yesus bukan saja ada di suatu tempat di surga, tetapi sedang melayani dalam “tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” Sebelum ayat ini, kitab Ibrani sudah mengindikasikan keberadaan tempat suci di surga. Tetapi dalam ayat hari ini, kitab ini mulai menyatakan tempat suci surgawi sebagai pusat kegiatan Allah.

Gagasan tentang tempat suci surgawi bukanlah sesuatu yang baru bagi pikiran orang Yahudi. Beberapa dokumen Yahudi sebelum masa Kekristenan mengacunya. Yang menjadi pokok pengertian mereka adalah Keluaran 25:8, 9, di mana Allah memberitahu Musa mengenai umat Israel, “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.” Kitab Ibrani mempergunakan Keluaran 25 sebagai landasan untuk menyatakan tentang tempat suci surgawi, atau “kemah sejati,” yang memberi “pola” (model) untuk kemah suri di padang gurun dan pelayanan-pelayanannya, yang hanya merupakan “duplikat dan bayangan” realita-realita surgawi (Ibr. 8:5). Pemikiran Yahudi di kemudian hari juga menghubungkan takhta Allah dengan Bait Allah surgawi (Yes. 6:1).

Dengan demikian, gagasan tentang sebuah tempat suci surgawi di mana ada takhta Allah bukan hal baru bagi pemikiran Yahudi. Konsep yang baru bagi mereka adalah kenyataan bahwa Yesus sekarang berada di sana melayani sebagai Imam Besar untuk kepentingan mereka.

Apa yang diperlihatkan kitab Ibrani bahwa pelayanan Kristus adalah pelayanan sejati, sedangkan pelayanan yang dilakukan kaum Lewi hanya sekadar gambaran yang menunjuk ke pekerjaan-Nya di masa depan. Sebagaimana semua korban hewan memberitahu tentang pengorbanan sekali untuk selamanya dari Yesus sebagai Anak Domba Allah dan Paskah sejati (1 Kor. 5:7), dalam cara yang sama tempat suci di bumi menujukan perhatian kepada tempat suri sesungguhnya di surga.

Singkatnya, pelayanan keimamatan telah bergeser dari bumi ke surga dan kepada Yesus sebagai Imam Besar sejati. Terbelahnya tirai dari atas sampai ke bawah tepat pada waktu pengorbanan-Nya di atas kayu salib menandakan pemindahan (Mat. 27:51). Bait Allah yang mahakudus di bumi bukan lagi tempat kudus.

Sudah waktunya untuk memalingkan mata kita ke surga dan apa yang Yesus sekarang sedang lakukan untuk kita.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan