Musa Sang Perantara


Enam minggu setelah janji mereka untuk melakukan "semua yang Allah katakan," umat tersebut menghancurkan ketentuan perjanjian mereka dengan tidak setia turut ambil bagian dalam penyembahan berhala.

Ketika Musa kembali dari persekutuan dengan Allah dan melihat adegan yang memalukan ini, ia melemparkan loh batu di mana Allah telah menuliskan hukum moral, dan memerintahkan agar anak lembu emas itu digiling menjadi tepung dan abunya dicampur dalam air yang diminum oleh umat tersebut. Setelah itu dengan tegas dia menegur mereka dan menyerukan untuk mendedikasikan ulang kesetiaan mereka kepada Allah yang benar.

Ketidaksenangan Allah terhadap suku-suku yang tidak taat tercermin dalam pernyataan-Nya kepada Musa: “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir’” (Kel. 32:7). Dengan kata lain, Dia benar-benar menyangkal mereka, menghubungkan baik identitas maupun pembebasan mereka kepada Musa dan bukan kepada Diri-Nya sendiri.

Ketika Musa memohon kepada Allah dalam ayat 13, meminta: "Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." Perantaraannya itu efektif. Allah menerima permohonannya; umat yang diampuni, dan perjanjian terus berlanjut.

Sebagai mediator Israel, Musa mewakili Kristus, perantara bagi kita semua. Kita semua me-"rusak" diri kita sendiri (ayat 7); "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rm. 3:23). "Seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak'" (ayat 10). Kita semua membutuhkan Perantara. Yesus adalah Musa kita—pemberi hukum, penebus kita, perantara kita.

Apa pun rasa sakit dan masalah, kekeliruan dan kesalahan, kekurangan, kelemahan, dan kegagalan kemarin, hari ini kita dapat mengungkapkan kembali penyerahan kita kepada Allah dengan menyadari bahwa Dia, karena Yesus, Perantara dan Sahabat kita, akan mendengar doa-doa kita, menyembuhkan sakit kita, dan menghargai iman kita.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan