Upah Iman


Kesediaan Abraham untuk menikam Ishak, anak perjanjian, adalah tindakan penyerahan yang utama. Dia percaya bahwa Tuhan mungkin akan menghidupkan dia kembali atau memberikan kepadanya dan Sarah anak lain melalui siapa janji perjanjian akan digenapi. Kelulusannya dari ujian tersebut membuatnya mendapatkan gelar "Bapa segala orang percaya" dan memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam galeri Ibrani sebagai pahlawan Perjanjian Lama



11:8 Karena iman Abraham taat, 
ketika ia dipanggil untuk berangkat 
ke negeri yang akan diterimanya
 menjadi milik pusakanya, lalu ia 
berangkat dengan tidak mengetahui
 tempat yang ia tujui. 
11:9 Karena iman ia diam 
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah
 di suatu tanah asing dan di situ ia 
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, 
yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. 
11:10 Sebab ia menanti-nantikan
 kota yang mempunyai dasar, yang 
direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan 
Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan
 anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, 
karena ia menganggap Dia, yang
 memberikan janji itu setia.  
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, 
malahan orang yang telah mati pucuk, 
terpancar keturunan besar, seperti bintang 
di langit dan seperti pasir di tepi laut, 
yang tidak terhitung banyaknya.

Tindakan yang diminta untuk dilakukan oleh Abraham bukanlah seperti tantangan umat Kristen modern. Namun, kualitas iman yang ia tunjukkan masih diperlukan. Era kita bukanlah era iman persahabatan. Zaman ilmu pengetahuan dan teknologi meninggikan bukti empiris: data nyata—dapat dibaca, berwujud, terbukti secara logis. Sekarang bukanlah zaman percaya. Kita percaya kepada apa yang dapat kita lihat dan apa yang telah dibuktikan oleh tabung uji laboratorium kita; kita tidak percaya kepada dalil seseorang, terutama jika dalil tersebut menuntut penangguhan kepuasan—mengorbankan sukacita sekarang demi imbalan masa yang akan datang.

Yesus mengantisipasi kurangnya kepercayaan kepada hal-hal yang kekal agar generasi sekarang ini merasakan dan bertanya?: "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Aku berkata kepadamu: 
Ia akan segera membenarkan mereka. 
Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, 
adakah Ia mendapati iman di bumi ?"

Jawaban untuk pertanyaan itu adalah: "Ya, tapi tidak banyak!" Seperti pada zaman Nuh, hari-hari terakhir akan didapati hanya beberapa orang yang penuh iman. Walau bagaimanapun, akan ada umat yang sisa. Yohanes melihatnya dan menulis: "Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya"
Dan aku melihat: 
sesungguhnya, Anak Domba berdiri di 
bukit Sion dan bersama-sama dengan 
Dia seratus empat puluh empat ribu orang 
dan di dahi mereka tertulis 
nama-Nya dan nama Bapa-Nya.



Paulus mempunyai jumlah orang setia yang sama dalam benaknya ketika ia menulis: "Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa"
sesudah itu, kita yang hidup, 
yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama 
dengan mereka dalam awan 
menyongsong Tuhan di angkasa. 
Demikianlah kita akan selama-lamanya
 bersama-sama dengan Tuhan.

Anda dan saya tidak dapat membuktikan bahwa kita akan hidup untuk menyambut kedatangan Tuhan kita, tetapi kita dapat dan harus menjadi seperti Bapa Abraham dan percaya bahwa Dia adalah Allah kebangkitan dan yang menggenapi janji-janji-Nya dengan menjalani hari-hari kita dalam penyerahan kepada pemenuhan perjanjian.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan