SEBUAH PERMULAAN DENGAN PESAN GANDA
"Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan'" (Matius 3:16,17).
Baptisan Yesus merupakan pengumuman resmi kedatangan Mesias dan awal pelayanan-Nya. Bukan saja hal itu memberi Yohanes peluang secara terbuka menyatakan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat (Yoh. 1:29-34), tetapi hal itu juga memberi Allah Bapa kesempatan untuk pengabsahan di depan umum.
Injil menghadirkan tiga kejadian yang berhubungan dengan baptisan. Pertama, surga terbuka, melambangkan pemulihan komunikasi antara surga dan bumi. Semenjak kematian nabi Ibrani terakhir (Hagai, Zakharia, dan Maleakhi) sekitar 400 tahun sebelumnya, Israel sama sekali tidak mendapat penglihatan-penglihatan langsung dari Roh Kudus. Terbukanya surga menunjukkan bahwa masa paceklik nubuatan para nabi telah berakhir.
Kedua, "Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya." Kita jangan menafsirkan bahwa kejadian itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa Yesus tidak memiliki Roh Kudus sebelumya. Bagaimanapun, Dialah Putra Maria "dari Roh Kudus" (Mat. 1:18). Tepatnya, ini menandakan titik balik dalam rencana keselamatan, karena hanya setelah Roh datang maka barulah pelayanan Mesias mulai. Lebih daripada itu, penerimaan Roh menempatkan Yesus dalam satu baris dengan beberapa pahlawan Perjanjian Lama, termasuk Gideon (Hak. 6:34), Simson (Hak. 15:14), dan Saul (1 Sam. 10:6). Berkali-kali di dalam Perjanjian Lama, perorangan-perorangan memulai pekerjaan mereka untuk Allah setelah Roh turun kepada mereka. Begitu juga Yesus.
Kejadian pascabaptisan yang ketiga adalah suara dari surga yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Pernyataan surgawi itu berisi pesan yang amat mendalam. Kata-kata dari surga itu merupakan sebuah penyatuan dua ayat Perjanjian Lama-Mazmur 2:7 dan Yesaya 42:1. Semua orang Yahudi menerima Mazmur 2 sebagai gambaran penguasa Mesianik yang akan datang. Kutipan dari Yesaya ("yang kepadanya Aku berkenan") memulai sebuah perikop mengenai Hamba Allah, yang nasibnya menderita pelecehan dan tentangan yang sampai pada puncaknya dalam perikop Mesianik di Yesaya 53, di dalam mana sang hamba “tertikam... oleh karena kejahatan kita semua" (ayat 5, 6).
Dengan demikian, oleh baptisann-Nya maka Yesus meninggalkan dua kepastian. (1) Bahwa Dia memang Pilihan Allah. Dan (2) bahwa jalan di hadapan-Nya adalah jalan salib. Dia bisa saja adalah Raja, tetapi takhta-Nya nantinya adalah sebuah salib.
0 komentar :
Post a Comment