MELOMPAT DENGAN SUKACITA DI SAAT SULIT

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu" (Matius 5:10-12).

Dengan ayat hari ini, kita tiba pada bagian terakhir dari kedelapan berkat Kristus. Ucapan Bahagia ini juga yang paling panjang, dengan ayat 11 dan 12 memberi komentar tentang ayat 10.

Kekristenan adalah, seperti yang disuguhkan Yesus, sesuatu yang tidak sedamai sebuah piknik yang nyaman. Dari semua guru-guru terbesar di dunia, Yesuslah yang paling jujur dan gamblang. Lagi dan lagi Dia menekankan kenyataan bahwa para pengikut-Nya akan dianiaya karena mereka seperti Dia, karena mereka akan hidup sesuai prinsip-prinsip yang secara diametris bertentangan dengan prinsip-prinsip yang sudah diterima budaya yang lebih besar dunia ini.

Kekristenan mengakibatkan penganiayaan di setiap wilayah kehidupan Kristen: Di tempat kerja karena masalah-masalah akibat tidak bersedia menghidupkan ketidakjujuran atau bekerja pada hari Sabat; dalam keluarga-keluarga karena adanya prioritas-prioritas baru dan persekutuan-persekutuan baru; dalam kehidupan sosial karena gaya hidup baru.

Kenyataan yang gamblang adalah bahwa Kekristenan sejati mengubah orang. Ini menjadikan mereka tidak serasi dengan budaya manusia yang “normal” (“berdosa”). Akibatnya adalah penganiayaan.

Beberapa penganiayaan itu lembut dan hampir tidak kelihatan (kecuali pada orang yang mengalaminya), seperti tidak dinaikkan gaji atau tidak dinaikkan tingkat, atau dihina di depan umum di suatu acara sosial.

Seringkali penganiayaan itu kejam. Kaisar Nero, misalnya, membungkus umat percaya dalam ter dan menyulutkan api pada mereka untuk dijadikan obor hidup guna menerangi taman-tamannya. Seringkali dia menjahitkan kulit binatang pada beberapa umat percaya lainnya, kemudian melepaskan anjing-anjing pemburunya kepada mereka untuk merobek-robek mereka.

Daftar perbuatan-perbuatan keji itu panjang sekali. Bahkan Yesus tidak terkecuali. Dia mati dalam kematian yang paling menyakitkan dan merendahkan di atas kayu salib.

Dan penganiayaan-penganiayaan itu masih belum berakhir, Wahyu 13 berbicara banyak tentang hal ini. Penganiayaan akan berlanjut sampai di akhir zaman. Tetapi, perhatikan, penganiayaan yang dibicarakan Yesus adalah "sebab kebenaran.” Tidak semua penganiayaan membawa kita kepada kerelaan. Tetapi apabila orang menderita untuk kesetiaannya kepada Kristus, mereka seharusnya "bersukacitalah dan bergembiralah" karena "sesungguhnya, upahmu besar di sorga" (Luk. 6:23).

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan