HARI TERBAIK MENJADI SEMAKIN MENYERUPAI YESUS
"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan" (Matius 5:7).
Tuhan kita memilih urutan Ucapan Bahagia dengan saksama untuk menggambarkan urutan keselamatan. Setiap Ucapan Bahagia secara logis mengikuti ucapan yang sebelumnya. Jadi ketika saya menyadari bahwa saya tidak mempunyai kebenaran sendiri dan sesungguhnya miskin rohani, maka saya berdukacita atas ketidakberdayaan saya. Saya berseru meminta penyelamatan, dan pengertian saya mengenai keadaan saya sebenarnya membuat saya benar-benar lemah-lembut dan bukan sombong dan angkuh. Setelah melihat keadaan saya yang memperihatinkan itu, saya secara wajar merasa lapar dan dahaga akan pengampunan dan kebenaran yang menguatkan dari Allah.
Pada titik itu Allah yang bermurah hati masuk dan menerima pertobatan saya, menyatakan saya diampuni, dan menanamkan hati yang baru di dalam diri saya. Saya sudah ditebus, diselamatkan oleh kemurahan hati-Nya terhadap saya. Itulah janji dari keempat Ucapan Bahagia yang pertama.
Pertanyaannya kemudian timbul: Bagaimanakah saya harus menyambutnya? Itulah topik "loh batu" kedua dari Ucapan Bahagia. Saya akan bermurah hati, suci hati, pembawa damai, dan sabar, apabila diperlakukan tidak adil. Pendeknya, melalui kuasa Allah, saya akan makin dan semakin seperti Yesus.
Ucapan Bahagia kelima dengan sangat baik menggambarkan pergeseran dari jalan menuju Allah kepada jalan menuju manusia. Saya baru saja menerima kemurahan kasih karunia dalam Ucapan Bahagia keempat. Dan ketika saya bangkit dari berlutut, Allah mengutus saya ke luar untuk berbagi kemurahan hati yang sama itu kepada tetangga saya, kepada istri saya, teman se-pekerjaan saya. Allah menginginkan saya, melalui kasih karunia yang memberi kuasa itu, untuk memperlakukan orang lain sebagaimana Dia memperlakukan saya. Dia menghendaki agar saya juga bermurah hati apabila orang lain berkekurangan atau sedang memerlukan.
Dan di sini kita perlu mengingat bahwa bersikap murah hati lebih daripada suatu sikap. Sikap itu juga merupakan suatu tindakan. Kisah Jacob Bright yang baru pulang dari kota dan menemukan seorang tetangga yang miskin dalam kesulitan besar. Kudanya mendapat kecelakaan dan harus dibunuh. Orang-orang berkerumun sekitar laki-laki itu, dan menyatakan betapa mereka prihatin. Kepada seorang yang paling gencar mengulangi ucapan keprihatinannya. Jacob berkata, "Saya prihatin $50. Berapa besar keprihatinanmu?" Dia kemudian menggilirkan topinya memungut uang untuk membelikan laki-laki itu seekor kuda lain.
Kemurahan hati adalah kasih yang keluar. Tetapi sebelum kasih dapat keluar, kasih itu harus memandang keluar. Berbuat demikian secara tidak langsung menunjukkan suatu perubahan hati. Sebagaimana dinyatakan William Barclay, "Kemurahan hati adalah kebalikan dari mementingkan diri sendiri...... Inilah antitesis dari hanya memikirkan diri sendiri."
Hari ini hari terbaik untuk mulai bermurah hati dengan cara lebih luhur. Mengapa menundanya? Hari inilah saat membagi-bagikan kemurahan hati Allah.
0 komentar :
Post a Comment