disalahkan atas keadaan dan peristiwa yang atasnya mereka sama sekali tidak punya kendali.

Tetapi meski Musa tidak punya kendali atas kondisi ini, Tuhan punya. Dia menggunakan jalan buntu untuk menyediakan bagi umat itu bukti nyata akan kuasa-Nya dan kebutuhan mereka untuk bergantung kepada-Nya. Allah menyampaikan kepada Musa untuk membuang cabang dari pohon yang dipilih ke dalam sungai Segera air itu menjadi bening dan manis dan umat itu memuaskan rasa dahaga mereka.

Yesus adalah cabang (Za. 3:8; 6:12) kebajikan yang menyembuhkan, mempermanis semua hari kita yang pahit, memberi nilai kepada keberadaan kita. Musa tidak memiliki suatu kekuatan yang bisa mengubah rasa air di Mara itu. Dia harus menggunakan alat (dia sendiri simbol dari Tuhan kita) untuk tujuan membawa kelepasan kepada umat-Nya.

Yesus tidak melemparkan dirinya sendiri tanpa berpikir ke dunia kita; Dia dengan sukarela—dengan bebas, dengan senang hati, dan dengan mengorbankan hidup-Nya. Inilah yang membedakan Dia sebagai cabang pembebas yang lebih besar—cabang kita yang berlimpah, Musa kita yang lebih indah, lebih pemurah Musa yang lebih baik.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan