Bertumbuh dalam Kasih Karunia
Kristus memiliki tidak hanya sifat kerohanian yang bersih, tetapi juga karakter rohani yang bersih. Karakter berbeda dengan sifat. Dengan silat rohani maksudnya kecenderungan moral seseorang, .yaitu, orientasi mendasar seseorang berkenaan dengan yang baik dan yang jahat. Dengan karakter moral maksudnya respons aktif seseorang terhadap hukum yang benar dan yang salah baik melalui pemikiran maupun perbuatan.
Kedua hal itu penting bagi Adam, meskipun dimulai dengan sifat rohani yang tidak berdosa (sempurna), harus terus mengembangkan dan mempertahankan karakter yang sempurna (tidak bercacat). Meskipun Adam pertama berdosa dan dengan demikian mencemarkan sifat rohaninya yang sempurna,membebani keturunannya dengan “dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” .(lihat Mzm. 51:5), Adam Kedua tidak pernah berdosa. Dia menjalani hidup-Nya tanpa cacat Ketika Dia bertumbuh secara fisik, secara rohani karakter-Nya diperkuat sifat kerohanian-Nya yang sempurna tidak tercemar oleh pilihan yang salah. Dalam hal inilah, disebut “Yesus bebas dari segala dosa dan kesalahan; tidak ada jejak ketidaksempurnaan dalam hidup atau karakter-Nya. Dia mempertahankan kemurnian yang bersih dalam keadaan yang paling sulit.” (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jld, 7, hlm. 929). Dan bahwa “dalam hidup-Nya di dunia, Kristus mengembangkan karakter yang sempurna, Dia. menunjukkan ketaatan yang sempurna kepada hukum Bapa-Nya” (Selected Messages, jld. 3, hlm 133).
Menyadari bahwa konsekuensi kehidupan Kristus yang taat secara sempurna akan menganulir kemenangan-Nya di Eden dan membuktikan kebenaran Tuhan di hadapan alam semesta, Setan melecehkan dan menyerang Yesus tanpa henti. Mulai dari usahanya membinasakan Dia ketika masih bayi hingga pada usahanya untuk membuat Dia putus asa di kayu salib, dia tidak pernah berhenti berusaha untuk menggagalkan misi Kristus. Misinya adalah menghancurkan Dia secara fisik dan, jika gagal, membuat Dia tidak menurut dengan segala cara.
Tetapi Adam yang lahir di Betlehem berhasil di mana Adam yang diciptakan di Eden gagal. Dia yang lahir dengan sifat yang benar dan yang mengembangkan karakter yang benar mati dengan kedua hal murni tersebut. Dengan upaya yang tidak dapat ditiru, Adam kita yang lebih baik membuktikan bahwa hukum Allah adalah adil, bahwa dosa Adam telah diampuni, bahwa Setan adalah pendusta dan pencuri kebahagiaan sejati, dan bahwa oleh kasih karunia Allah kita juga, kita juga beroleh keselamatan.