Pertemuan Dua Adam
‘Karena sama Seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya”(1 Korintus 15:22,23).
Di antara mereka yang bangkit untuk kehidupan kekal akan ada Adam, bapa dari ras kita. Dia akan, dalam wujudnya yang dibangkitkan, lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih mengesankan dalam bentuk fisik daripada yang lain yang telah ditebus.
Tetapi betapa pun megah dan menariknya dia, akan ada satu yang bahkan lebih indah dan mengesankan dalam penampilan—Yesus Penebus kita. Dia, pangeran surga, Seorang yang begitu indah, menara kawanan, gembala yang baik dan setia, mahkota kemuliaan, bunga bakung di lembah, Mawar Sharon, bintang fajar yang terang, Adam kedua kita, akan menjadi pusat daya tarik alam semesta. Kita akan melihat Dia begitu dekat dan secara pribadi, dengan penghargaan yang penuh sukacita, lubang di tangan dan kaki dari mana terpancar cahaya kemuliaan kasih, lingkaran cahaya di dahinya yang pernah terluka untuk menyelamatkan kita, dan cahaya dari sisi perut-Nya di mana tombak bergerigi pernah menusuk. Semua sinar ini dengan keindahan cahaya berwarna-warni membuat Dia menjadi bintang surga yang menarik.
Salah satu kegiatan pertama dari permulaan kekekalan kita adalah pertemuan dua Adam. Segala langit dan bumi akan menahan napas mengantisipasi Adam yang pertama, untuk pertama kalinya sejak Eden, bertemu muka dengan muka dengan Penciptanya, pengganti yang layak dan Juruselamat—Raja yang merendahkan diri untuk mengambil tempatnya; Tuhan yang membuat semua ciptaan tertegun dengan datang untuk menebus umat-Nya yang gagal.
Sementara malaikat dan umat tebusan yang terkagum memandang, kedua Adam bertemu. Adam kedua meyakinkan Adam pertama akan pengampunannya dan menunjukkan kepadanya keturunannya yang diselamatkan menyatakan kepadanya bahwa semua tidak hilang, bahwa kasih Allah telah menang atas murka Setan, dan bahwa “di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (Rm. 5:20).
Kedua Adam akan saling merangkul—Adam yang mengacaukan kita dengan Adam yang memulihkan kita; Adam yang menarik kita ke bawah dengan Adam yang mengembalikan kita; Adam menjebloskan kita ke dalam dosa dan Adam yang mengangkat kita kembali lagi; Adam yang memulai kejatuhan dan Adam yang mati bagi kita semua. Kita kemudian akan memulai kekekalan yang tak berakhir dalam ucapan syukur kepada Adam kedua yang menyelamatkan kita dari kehancuran.