MATA BARU UNTUK BACAAN BARU
“‘Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.’ Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?’Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (Lukas 24:21-27).
Itulah pelajaran Alkitab yang ingin saya hadiri. Di sini Tuhan menerangkan arti Perjanjian Lama sehubungan peristiwa-peristiwa berikutnya dicatat dalam Perjanjian Baru. Arti yang Yesus sampaikan adalah kenyataan-kenyataan bahwa kita memerlukan seluruh isi Alkitab jika kita ingin mengerti kehidupan dan pekerjaan-Nya, dan kita akan mengerti Perjanjian Lama apabila diterangkannya melalui lensa Perjanjian Baru. Allah memiliki pekabaran penebusan dalam seluruh Alkitab. Itu ditekankan di dalam Alkitab Ibrani tetapi diuraikan secara menyeluruh di dalam Perjanjian Baru.
Kita tidak tahu pasti bagian mana Yesus manfaatkan di dalam pengajaran Kitab Suci-Nya tentang pengajaran yang salah oleh para pengikut-Nya mengenai Dia. Tetapi yang paling dapat dikemukakan adalah arti anak domba korban yang menjadi pusat penyembahan Yahudi.
Penting Yohanes Pembaptis menyatakan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang akan mengangkat dosa dunia ini (Yoh. 1:29). Tetapi hal itu tentu saja hampir mustahil bagi umat Yahudi, termasuk para murid, untuk mengerti arti pernyataan itu. Mereka bukan mengharapkan seorang Mesias yang akan mati demi mereka karena dosa, tetapi seorang ahli perang dan penakluk. Namun dengan kejadian di Kalvari dan kebangkitan-Nya Perjanjian Lama dalam makna baru ketika Anak Domba itu menerangkan banyak hal.
Satu bagian yang Yesus pasti bicarakan adalah Yesaya 53, isinya mengenai Hamba Allah yang ditolak dan dibenci, menanggung kesengsaraan kita, “tertikam oleh karena pemberontakan kita,” kejahatan kita sekalian ditimpakan kepadanya, “ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak,” ia menanggung dosa banyak orang, “dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,” “orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik.”
Kini semua itu jadi jelas dan dapat dimengerti. Kedua laki-laki itu melihat penebusan dan Kemesiasan dan Perjanjian Lama dengan pandangan baru. Mata mereka terbuka dan hati mereka dihangatkan. Yesus bukan lagi harapan palsu tetapi Tuhan mereka yang dibangkitkan. Sekarang mereka melihat Yesus sang Anak Domba sebagai inti Kitab Suci dari awal sampai akhir.