TOMAS MELIHAT TERANG
“Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’ Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.’Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes 20:28-31).
Keragu-raguannya diangkat, dan yang Tomas dapat katakan hanyalah “Ya Tuhanku dan Allahku!” Murid yang ragu-ragu itu telah dikuatkan imannya. Dan iman itu akan membentuk sisa hidupnya. Walau kitab Kisah (yang berpusat pada pernyataan Petrus di Yerusalem di bagian awal dan pekerjaan Petrus untuk orang-orang bukan Yahudi di bagian akhir) tidak memperlihatkan aktifitas Tomas di masa berikutnya, namun sebuah tradisi kuat dalam gereja mula-mula memberitahu kita bahwa Tomas, murid pemberani itu yang perlu mengetahui secara pasti sebelum dia beranjak, menjadi misionaris pionir ke Persia dan India. India Selatan memiliki kelompok yang terdiri atas rakyat setempat yang selama berabad-abad terkenal sebagai umat Kristen Tomas. Mereka menyatakan bahwa Tomas mati sahid di Gunung Santo Tomas dekat Madras.
Walau kita tidak dapat membuktikan tradisi itu (setidaknya seperti tolok ukur Tomas sendiri), kita mengetahui tanpa perlu diragukan lagi apa yang menggerakkan laki-laki itu selama sisa hidupnya-keyakinan bahwa Yesus adalah “Tuhanku dan Allahku.” Keyakinan yang kokoh itu menjadi kekuatan yang membimbingnya dan sebagai jangkar di dalam kehidupannya.
Tetapi lebih penting lagi, itulah pondasi bagi semua umat Kristen dan Kekristenan. Dengan pernyataan Tomas itu, maka Injil Yohanes telah terpenuhi. Tomaslah orang pertama dalam kitab Yohanes yang menyebut Yesus adalah “Allah.” Itulah kebenaran yang memulai Injil keempat: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh. 1:1-14).
Setelah kata pendahuluan itu, Yohanes membawa para pembacanya ke suatu perjalanan untuk menemukan kesimpulan, melalui pengalaman-pengalaman Tomas dan yang lain, bahwa Yesus dari Nazaret sungguh-sungguh adalah Mesias, Putra Allah. Yohanes memberitahu kita bahwa ia memilih . pokok bahasan dalam Injilnya agar kita boleh sampai pada kesimpulan yang sama seperti Tomas (“Supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah”) dan dengan begitu memperoleh kehidupan kekal (Yoh. 20:30, 31).
Yohanes berupaya untuk memperlihatkan bahwa keyakinan rasuli sama kokohnya dan tentu saja sama kemungkinannya, karena dia tahu bahwa kita tidak akan pernah menjadi saksi pertama untuk kebangkitan Yesus, tetapi perlu bersandar pada Kitab Suci yang diilhamkan. Dengan demikian “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ayat 29).