Para Wanita dalam Pelayanan Yesus

SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, Bacalah: Luk. 1:39-55; 2:36-38; 7:11-17, 36-50; RM. 10:17; Luk. 8:1-3; 18:1-8.

AYAT HAFALAN: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.... Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki·-laki atau perempuan; karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus"(Galatia 3:26-28).
     Injil Lukas sering disebut "Injil Para Wanita" karena, lebih banyak dibanding Injil-Injil lain, Injil Lukas membuat penjelasan khusus akan kepedulian Yesus pada kebutuhan para wanita dan juga akan keterlibatan wanita dalam pelayanan-Nya Pada zaman Yesus, sebagaimana di beberapa kebudayaan sekarang ini, wanita dipandang kurang berharga. Beberapa orang Yahudi pada waktu itu bersyukur kepada Tuhan sebab mereka tidak diciptakan sebagai seorang hamba, seorang bukan Yahudi, atau seorang wanita. Masyarakat Yunani dan Romawi sering memperlakukan wanita bahkan lebih buruk. Budaya Romawi mengembangkan sikap mengizinkan ketidaksopanan yang hampir tanpa batas. 
    Seorang pria sering mengambil istri hanya untuk mendapatkan anak sah yang dapat mewarisi hartanya, dan memiliki beberapa gundik untuk kesenangan persundalannya sendiri. Terhadap latar belakang para wanita diperlakukan dengan begitu buruk seperti itu, Yesus membawakan kabar baik bahwa para wanita adalah, tentunya, keturunan Abraham (lihat Lukas l3:16) Betapa senangnya para wanita mendengar hal tersebut saat itu di dalam Yesus mereka adalah anak-anak Allah dan memiliki persamaan nilai dengan laki-laki dalam pandangan Allahu Pekabaran hari ini kapada para wanita dari segala bangsa tetap sama: kita semua pria dan wanita, satu di dalam Kristus Yesus.




  Sekolah Sabat Minggu, 3Mei 2015-Wanita yang Menyambut Kedatangan Yesus

       Hanya Lukas yang mencatat reaksi dari para wanita terhadap kaajaiban sejarah kosmik: bahwa Anak Allah mengambil rupa manusia untuk menyelesaikan misi penebusan Bapa-Nya dan menggenapi harapan tentang Mesias dari umat-Nya. Walaupun para wanita ini tidak memahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi, kata-kata dan reaksi mereka kepada peristiwa yang menakjubkan ini mengungkapkan iman dan ketakjuban mareka akan pekerjaan-pekerjaan Allah.
Bacalah Lukas l:39-45, pertemuan antara Elisabet dan Maria. Apakah yang dikatakan Elisabet yang menunjukkan pengertiannya, walaupun tarbatas akan peristiwa besar yang akan terjadi?
      Setelah Elisabet berbicara. Maria kemudian melanjutkan dengan kata-kata nya sendiri (Lukas 1 46-55). Kata-kata ini sering dipahami sebagai sebuah nyanyian. yang penuh dengan bagian-bagian dari Perjanjian Lama, membuktikan bahwa Maria adalah pelajar Kitab Suci yang setia dan dengan demikian cocok untuk Ibu Yesus. Nyanyian Maria berakar tidak hanya dalam Kitab Suci tetapi jauh di dalam hubungannya dengan Tuhan. Sebuah identitas muncul antara jiwanya dan Tuhannya, dan antara imannya dan pengharapan Abraham. 
Bacalah Lukas 2:36-38. Apakah kebenaran penting yang diangkat dalam kisah Hana di Bait Suci ini?
      Harapan yang ditungg-tunggu mendapat penggenapan yang radikal di dalam Yesus. Seorang janda mengenal mukjizat itu, dan sejak itu misi yang harus dilakukannya adalah untuk memberitakan Juruselamat kapada semua mereka yang datang ke bait Allah. Dia ini menjadi penginjil wanita partama mangenai kabar baik itu.
      Cobalah bayangkan keheranan dan katakjuban wanita-wanita ini saat peristiwa-peristiwa terbuka di sekitar mereka. Apakah yang dapat kita lakukan untuk menolong supaya di dalam hati kita tetap menyala keheranan dan ketakjuban dari kebenaran-kebenaran besar yang kita telah dipanggil untuk memberitakan?

Sekolah Sabat Rabu, 6 Mei 2015- Beberapa Wanita yang Mengikuti Yesus

Bacalah lukas 10:38-42. Apakah kebenaran rohani penting yang dapat kita tarik dari kisah ini (lihat juga Lukas 8:14) untuk diri kita sendiri?

      Sebagai petugas untuk menjamu tamu-tamu, Marta "sibuk sekali melayani" (Lukas 10: 40) dan sibuk memberikan yang terbaik bagi tamu-tamunya. Tetapi Maria "duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya" (ayat 39). Begitu sibuk sehingga Martha mengeluh kepada Yesus bahwa dia dibiarkan untuk melakukan pekerjaan berat sendirian. Walaupun Yesus tidak menegur Martha karena kesibukannya melayani, Dia menunjukkan perlunya prioritas yang tepat dalam kehidupan. Persekutuan dengan Yesus adalah yang pertama penting dalam pemuridan; makan dapat menyusul.

     "Pekerjaan Kristus memerlukan pekerja-pekerja yang teliti dan bersemangat. Banyak bidang pekerjaan yang luas bagi kaum Marta, dengan semangat mereka dalam pekerjaan agama yang giat. Tetapi biarlah mereka duduk dengan Maria lebih dulu di dekat kaki Yesus. Biarlah kerajinan, ketangkasan, dan tenaga mereka disucikan oleh anugerah Kristus, dengan demikian kehidupan akan menjadi suatu kuasa yang tidak terkalahkan bagi kebaikan."-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 143.
     Bacalah Lukas 8:1-3; 23:55, 56; 24:1-12. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai peranan wanita dalam pelayanan Kristus?
  
     Ketika pelayanan-Nya semakin luas, Yesus "berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa, memberitakan" dan mengajar (Lukas 8:1) dengan kedua belas murid bersama-sama dengan Dia. Lukas juga mencatat kesaksian yang berkuasa oleh beberapa wanita tertentu yang Yesus telah sembuhkan, yang tersentuh oleh khotbah-Nya, dan orang-orang kaya, juga mengikut Dia dalam pelayanan-Nya yang semakin besar. Berikut ini ada beberapa yang Lukas sebutkan: (1) Beberapa orang perempuan tertentu yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat, termasuk Maria Magdalena; (2) Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes; (3) Susana; (4) "Banyak perempuan lain ... melayani rombongan itu" (ayat 3).
      Ketika kita mengerti bahwa Yesus mati bagi setiap manusia, kita dapat lebih memahami kesetaraan sejati setiap orang di hadapan Allah. Seberapa baikkah kita merefleksikan kebenaran ini dalam sikap kita terhadap orang lain? Artinya, bagaimanakah Anda dapat melenyapkan, bila perlu, setiap sikap di mana Anda mungkin cenderung meremehkan orang lain yang terkadang kurang layak dibandingkan dengan diri Anda sendiri?

Sekolah Sabat Kamis, 7 Mei 2015-Bertekun dalam doa, Berkorban dalam Memberi

      Lukas menunjukkan bahwa Yesus berpaling kepada kedua janda untuk mengajarkan kebenaran rohani yang penting. Pada peristiwa pertama (Lukas 18: 1-8), Yesus merasa iba kepada seorang janda yang malang dan tidak berdaya yang datang kepada seorang hakim yang berkuasa dan tidak takut akan Allah dalam usahanya untuk memeroleh keadilan. Perempuan ini adalah korban ketidakadilan dan kecurangan, namun, dia percaya aturan hukum dan keadilan. Tetapi hakim itu "tidak takut akan Allah" dan "tidak menghormati seorang pun," jadi jelas dia tidak peduli untuk menolong janda ini. Memperhatikan janda-janda adalah syarat Alkitabiah (Kel 22:22-2-1; Mzm 68:6. Yes. 1:17), tetapi hakim ini dengan seenaknya mengabaikan Hukum Taurat. Namun, janda ini mempunyai satu senjata, ketekunan. dan dia menggunakannya terus-menerus menghadap hakim dan mendapatkan keadilannya.

     Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita tiga pelajaran penting: ( 1 ) Tetaplah berdoa dan tidak pernah patah semangat (Lukas 18: 1), (2) Doa mengubah banyak hal bahkan hati seorang hakim yang jahat, dan (3) Iman yang gigih adalah iman yang menaklukkan. lman sejati memiliki nasihat yang abadi kepada setiap orang Kristen: Pantang menyerah, walaupun artinya harus menunggu penjelasannya ketika "Anak Manusia itu datang" (ayat 8).

     Pada peristiwa kedua (Lukas 21: 1-4: Markus 12: -11-4-1), tidak lama setelah Yesus selesai mencela kemunafikan beragama dan tuntutan ahli-ahli Taurat dan para pemuka di sekitar bait Allah yang Dia kemudian menunjukkan perbedaan mencolok kepada mereka: seorang janda miskin yang mengungkapkan sifat agama yang sejati.

     Yesus menggambarkan beberapa pemimpin agama sebagai orang yang "menelan rumah janda-janda" (Lukas 20:47) dan yang melanggar amanat Alkitabiah untuk memperhatikan janda-janda dan orang miskin. Sebagaimana dewasa ini, ada banyak orang memberi supaya kelihatan saleh saja; dan parahnya, apa yang mereka berikan mereka berikan dari kelebihan kekayaan mereka. Pemberian mereka betul-betul tanpa diliputi pengorbanan pribadi. Sebaliknya, Yesus menyuruh kepada murid-murid-Nya memandang kepada janda itu sebagai contoh agama sejati, karena dia memberi seluruh yang dimilikinya.

     Pamer adalah motivasi dari kelompok yang pertama; berkorban dan kemuliaan Allah adalah motivasi janda itu. Untuk mengakui kepemilikan Tuhan atas segala yang dia miliki dan untuk melayani Nya dengan segala yang dia miliki itulah semangat yang menggerakkan janda itu dalam memberikan dua peser uangnya. Apa yang diperhitungkan di hadapan mata Pencipta yang dapat melihat segala sesuatu bukan apa yang kita berikan tetapi alasan kita memberi: bukan seberapa banyak yang kita berikan tetapi berapa ukuran pengorbanan kita.

Berapa banyakkah yang Anda korbankan untuk kebaikan orang lain dan demi untuk Tuhan?

Tuhan Memberkati :)

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan