KASIH KARUNIA KEBANGKITAN

“[Malaikat itu] berkata kepada mereka: ‘Jangan takut!Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.’ Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut” (Markus 16:6-8).

Kebangkitan kembali Yesus adalah pergerakan sejarah. Itulah peristiwa yang mengubahkan kehidupan para murid. Betapa pentingnya mereka mendengar kabar baik bahwa “Dia sudah bangkit!”

Demikianlah perintah malaikat untuk memberitahu para murid. Aspek yang paling menarik dari perintah itu adalah tambahan “dan kepada Petrus.”

Inilah kasih karunia yang langsung dalam bentuk paling mengejutkan. Bagaimanapun, yang terakhir kita dengar tentang para murid dalam Markus adalah bahwa “semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri” (Mrk. 14:50). Dan mengenai Petrus di mana dia bersumpah dan mengumpat bahwa dia tidak mengenal Yesus, setelah itu “menangislah ia tersedu-sedu” (ayat 71, 72).

Petrus tentu saja mengalami keputusasaan total dalam tiga hari itu semenjak dia mengkhianati Yesus. Adalah sesuatu yang tepat bahwa Markus adalah penulis Injil satu-satunya untuk mencatat undangan khusus yang Yesus berikan kepada Petrus yang sudah jatuh. Petrus sendiri sudah bekerja sama dengan Markus dalam menulis Injilnya. Semua penulis Injil lainnya kemungkinan tidak mengikutsertakan kata-kata “dan kepada Petrus,” tetapi Petrus tidak pernah melupakannya. Ketiga kata itu menghancurkan keputusasaannya dan memperbaharui harapannya. Yesus yang sama yang sebelumnya mendorong dia untuk memaafkan tujuh puluh kali tujuh sedang melakukan hal yang sama kepada murid-Nya yang jatuh.

Inilah kasih karunia. Yesus tidak memberi Petrus apa yang patut dia terima. Sebaliknya, Dia menawarkan apa yang tidak patut dia terima-pengampunan dan pemulihan bagi kerasulan. Sebagaimana ditunjukkan oleh James Edwards, “Jika kata kasih karunia Tuhan yang sudah dibangkitkan kembali itu termasuk seorang pengkhianat seperti Petrus, para pembaca Injil boleh pastikan bahwa itu termasuk mereka dari komunitas yang juga sudah gagal.” Dan kata-kata itu juga berlaku bagi kaum rohaniwan. Kita jangan pernah melupakan siapa Petrus dan apa yang dia lakukan. Tetapi Yesus mengampuninya.

Itulah sebenarnya “Kasih Karunia Mengherankan,” kasih karunia yang membuka pemikiran umat Kristen yang paling bermurah hati sekalipun. Dapatkah kita melakukan apa yang dilakukan Yesus? Atau, lebih tepat lagi, apakah kita mau Yesus melakukan yang sama bagi kita jika kita berada di posisi Petrus?

“Kasih Karunia Mengherankan” atau “Amazing Grace” sudah lama menjadi lagu kesukaan saya. Jika saja setiap kehendak saya diizinkan, saya ingin lagu itu menjadi lagu penutup tiap khotbah saya, tiap doa yang saya panjatkan, dan setiap hari Diana saya hidup. Kita harus sadari bahwa “dan kepada Petrus” berarti “dan kepada saya,” dan Maria, “dan kepada kita masing-masing.”

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan