TITIK BALIK

“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati” (Matius 28:1-4).

Kita sudah memandang pada Yesus selama 10 bulan. Pertama kita memandang Dia sebagai Allah yang kekal, dan kemudian secara berurutan Kristus yang menjelma, permulaan pelayanan-Nya, dan Anak Domba yang disalibkan. Kita sekarang sudah tiba pada peristiwa puncak lainnya ketika kita memandang Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit.

Dunia tidak pernah sama lagi sejak di pagi hari Minggu itu ketika dunia berguncang, malaikat turun, dan makam terbuka. Itu akan sangat memengaruhi para murid pada tahap yang begitu penting, melampaui apa pun dalam hubungan mereka dengan Yesus. Kebangkitan itu mendorong mereka keluar dari pemuridan kepada kerasulan; keluar dari tahap pengikut dan masuk menjadi para pemimpin yang agresif; keluar dari ketakutan dan masuk ke dalam keberanian penuh kemenangan.

Tetapi tidak ada di mana pun dalam sejarah Kekristenan kita temukan gambaran peristiwa paling dahsyat itu. Tidak satu pun para penulis Perjanjian Baru berusaha menggambarkan kebangkitan yang sesungguhnya. Mereka hanya sekadar memberlakukannya sebagai fakta saja. Namun, Injil memang mengemukakan dampak kebangkitan kembali Kristus melalui tiga kejadian: Makam yang kosong, ketakutan para penjaga, dan pertemuan Yesus dengan beberapa pengikut-Nya.

Matius membuka catatannya mengenai kisah kebangkitan itu dengan Maria Magdalena, dan “Maria yang lain” yang datang untuk melihat makam Yesus. “Maria yang lain” itu adalah Maria ibu Yakobus dan Yohanes (Mrk. 16:1; 15:47). Di sini kita menemukan sebuah aspek menarik lain kisah Injil. Sementara para pria pengikut Yesus bersembunyi dan gemetar ketakutan, wanita-wanita ini keluar dan mengunjungi makam-Nya.

Tepat bilamana kedua Maria inilah yang pertama menerima berita tentang Tuhan yang sudah bangkit. Bagaimanapun, mereka tetap bersama Dia ketika Dia tergantung pada kayu salib, mereka telah mengikuti untuk melihat di mana Dia dikuburkan di dalam makam, dan sekarang mereka diberi hadiah karena kasih dan kesetiaan mereka.

Inilah satu hal yang patut diingat. Tidak selalu “yang terbesar” atau yang paling menonjol di dalam gereja yang paling diberkati dalam perjalanan mereka bersama Tuhan. Tetapi adalah mereka yang paling peduli dan paling tinggi pengabdiannya yang akan memperoleh hak istimewa berjalan paling dekat bersama Dia dan memperoleh berkat yang paling penuh dari-Nya.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan