KUASA MENGATASI DOSA
"Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ‘Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni'"(Matius 9:2).
Di sini kita menemukan bukan sekadar penyembuhan. Sebaliknya sudut pandang kejadian ini, seakan-akan film layar lebar berwarna-warni Technicolor, adalah bahwa Yesus menghubungkan penyembuhan dengan pengampunan dosa laki-laki itu.
Hubungan itu tak luput dari perhatian beberapa “pengunjung” di antara orang banyak. Matius 9:3 memberitahu bahwa para ahli Taurat segera mulai bersungut mengenai hujatan Yesus. Kita harus ingat, mereka termasuk kalangan berpendidikan. Mereka pakar mempelajari hukum Musa, Kitab Suci sering mengacu mereka “para guru hukum,” dan mereka nantinya memainkan peran utama dalam penangkapan dan pengadilan Yesus. Tapi di saat itu, mereka sekadar menuduh Dia menghujat. Lukas membantu kita mengerti mereka ketika dia menambahkan keterangan mereka: “Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” (Luk. 5:21). Pendek kata, mereka telah menjebak Yesus menyatakan suatu hak istimewa Ilahi.
Salah satu fakta tak menguntungkan dari kehidupan gereja adalah setiap jemaat tampaknya memiliki suatu kontingen “ahli Taurat.” Mereka yang senantiasa cemberut selalu mencari kesalahan. Dan seperti para ahli Taurat zaman dahulu, sikap mereka itu membutakan mereka terhadap hal-hal positif. Mereka yang mematai-matai Yesus sama sekali tak melihat pentingnya mukjizat yang mengherankan itu. Terobsesi dengan hal-hal yang ortodoks, mereka sama sekali tidak simpati kepada orang-orang yang membutuhkan. Fokus mereka pada tradisi-tradisi mereka telah mencegah mereka melihat realita rohani yang diperagakan di depan mata mereka. Yang mereka lihat dan dengar hanyalah bahwa Yesus mengampuni orang lumpuh itu. Itu sudah cukup bagi mereka. Mereka sekarang punya bukti untuk menuntutNya yang akhirnya akan membawa-Nya ke kayu salib.
Yesus mengerti teologi mereka. Dia tahu bahwa mereka yakin tidak ada orang sakit dapat disembuhkan sampai dosa-dosa mereka diampuni, dan mereka berpendapat hanya Allah dapat melakukan itu.
Dia bisa saja menghindari masalah dengan berlaku hati-hati. Sebaliknya Yesus mengemukakan kepada mereka suatu tuntutan dan tantangan, dengan bertanya, “Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: ‘Bangunlah dan berjalanlah?’” (Mat. 9:5).
Pertanyaan itu membuat para ahli Taurat bergerak maju. Setiap penipu bisa saja menyatakan mampu mengampuni dosa, tetapi, tidak ada seorang pun yang pernah mengakui dapat melakukan hal itu. Tetapi seorang lumpuh yang disembuhkan dapat membuktikannya dan itu suatu penegasan Ilahi.
Yesus sudah menunjukkan maksud-Nya. Dan Dia juga sudah menandatangani surat perintah kematian-Nya sendiri.
0 komentar :
Post a Comment