HARI ITU

"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22,23).

Hari terakhir adalah hari penghakiman, saat ketika semua utang piutang diselesaikan dan Allah memberi upah dan hukuman.

Sebuah cerita tentang pemuda yang diberi tugas menanam kacang panjang di kebun ibunya. Pekerjaan itu dimulai cukup baik sementara dia mencangkul tanah dan menanam setiap benih tiap dua inci sepanjang lajur teratur. Kemudian matahari makin terik dan teman-temannya bergegas, dengan gembira melambaikan tangan sementara mereka menuju ke kolam tempat berenang. Tidak lama, pekerjaan itu jadi makin tidak menarik. “Siapa sih,” katanya kepada diri sendiri, “menginginkan begini banyak kacang panjang? Ini menyita hari ceria di musim panas.” Pemikiran itu mengakhiri dedikasinya. Dia merasa sudah berbuat cukup, lalu dia putuskan menuangkan semua benih dalam sebuah lubang di tengah lajur. Setelah perkerjaan itu usai, ibunya senang. Semua kelihatan beres. Tetapi kemudian “hari itu” tiba. Yaitu ketika benih-benih itu bertunas. Menjadi jelas bagi siapa saja, apa yang sudah terjadi. Hari perhitungan sudah tiba.

"Hari itu," Yesus katakan, akhirnya akan tiba juga untuk seluruh dunia, Di saat itu hubungan kita dengan kehendak Allah akan terbukti bagi semua. Bagaimana kita menjalani kehidupan akan membuat perbedaan. Masa kini kita adalah bagian masa depan kita. Menurut Yesus, hal itu akan menentukan masa depan kita. Itulah ajaran-Nya dalam Matius 7:21-23.

Keputusan penghakiman Yesus, "Enyahlah daripada-Ku,” “Aku tidak pernah mengenal kamu,” yang terberat yang Dia harus katakan. Beberapa orang berpendapat bahwa pada penghakiman terakhir Allah akan membuang sebagian besar orang-orang yang tak berguna. Tetapi itu adalah Interpretasi Setan, dan bukan maksud Allah.

Itu adalah kepalsuan terhadap kebenaran. Allah dan Kristus ingin kiranya sebanyak mungkin orang di dalam surga. Penghakiman bukan untuk membuang mereka, tetapi untuk memasukkan mereka ke dalam surga. Itu menyatakan kepada seluruh alam semesta bahwa mereka memang sudah menerima pengorbanan Yesus di atas kayu salib sebagai penebusan bagi dosa-dosa mereka, dan bahwa mereka sudah mengizinkan Allah mengisi mereka dengan prinsip kasih-Nya.

Allah dan Kristus sudah melakukan bagian Mereka di dalam drama ini. Pertanyaan satu-satunya adalah, "Apakah peran kita?” Sudahkah kita mengizinkan Roh Kudus masuk ke dalam hati kita untuk menanamkan prinsip-prinsip kasih Allah? Sudahkah kita mengizinkan Dia untuk menjalankan prinsip-prinsip itu di dalam kehidupan sehari-hari kita?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan