YESUS PEMBACA HATI MANUSIA

“Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Yohanes 2:23-25).

Masalah besar melakukan mukjizat dan “tanda-tanda” lain adalah orang cenderung mengikuti untuk alasan yang salah. Yesus menyadari itu. Juruselamat kita mengerti hati manusia dan sebagian besar orang tidak dapat dipercayai, tak peduli apakah di depan umum mereka akui sebagai keyakinan atau persekutuan mereka. “Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”

Peristiwa dalam perikop hari ini adalah saat kunjungan pertama-Nya ke Yerusalem pada waktu Paskah. Dia telah membuat kesan yang besar pada Yudaisme Palestina selama pelayanan dini-Nya di Galilea. Namun sekarang Dia telah tiba di ibukota bangsa-Nya dan “banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.”

Ketika itu adalah Paskah, justru pada tahun itu Yesus di kemudian hari akan menyerahkan nyawa-Nya untuk dosa-dosa dunia sebagai Anak Domba Allah (Yoh. 1:29), atau, lebih spesifik lagi, sebagai “Paskah” yang “juga telah disembelih bagi kita” (1 Kor. 5:7).

Tampaknya segala sesuatu sudah cocok bagi Yesus untuk melangkah maju dan secara terbuka menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Mengapa tidak Dia lakukan? Jawabannya ialah, Dia sangat mengenal hati manusia. Dia tahu, banyak mereka yang percaya hanya tertarik karena pagelaran lahiriah saja dari perkara-perkara yang telah mereka lihat dan akan meninggalkan Dia karena hati manusia tidak tetap. “Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.” Sehingga, Yesus “tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka.”

Tetapi karena Dia mengenal hati mereka, ada beberapa yang bersedia untuk membuka diri. Bukanlah suatu kebetulan bahwa kedua kisah utama berikut di dalam Injil Yohanes menampilkan Nikodemus dan wanita Samaria di sumur. Yesus tidak saja dapat mengenal hati siapa yang akan menjadi pengikut yang dangkal dan berubah-ubah, tetapi Dia dapat melihat di bawah permukaan dan menghargai orang yang mau menerima pekabaran-Nya. Dan Dia bersedia memercayakan diri-Nya kepada mereka yang sungguh-sungguh. Pada kisah wanita Samaria dan Nikodemus, kita temukan calon-calon yang tidak mungkin menjadi penerima kerajaan Yesus. Tetapi Dia melihat ke dalam hati dan mengungkapkan Diri-Nya kepada mereka dengan suatu cara yang Dia tidak dapat lakukan kepada kebanyakan orang. Dan keluar dari celah itu, mengalir beberapa kebenaran paling berharga dari pelayanan-Nya.

Yesus yang mengenal kita dengan begitu baik, tetap ingin memimpin kita sekarang. Dia inginkan kita untuk membuka diri kepada-Nya supaya Dia dapat lebih penuh mengungkapkan Diri-Nya kepada kita.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan