KUASA MENGATASI MAUT
"Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ‘Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.’... Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: ‘Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.’ Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu” (Matius 9:18-26).
Orang mau melakukan hal-hal aneh apabila mereka putus asa. Dan Yairus, seorang kepala rumah ibadat (Luk. 8:41), adalah seorang yang demikian.
Biasanya dia menjaga wibawanya, berjalan dengan langkah-langkah terukur, dan berbicara tenang kepada mereka yang dia jumpai. Dia harus menjaga status sosialnya.
Namun dengan meninggalnya putrinya, semuanya itu berubah. Dia telah mendengar tentang seorang nabi di kota yang dapat menyembuhkan. Barangkali, Dia dapat melakukan sesuatu pada kematian. Dengan mengeyampingkan wibawa dan harga diri, dia merebahkan dirinya di depan Yesus pada sebuah jalan berdebu, dan para tetangga melihatnya. Sebagaimana dicatat N. T. Wright, “Siapa peduli pada harga diri apabila nyawa anak perempuanmu dipertaruhkan.”
Menyadari imannya mulai tumbuh tapi belum sepenuhnya, Yesus berkata padanya, “Jangan takut, percaya saja!” (Mrk. 5:36). Perintah ini diucapkan dalam bahasa Yunani, konteks masa kini (present tense), yang berarti tetap percaya, berpegang terus pada iman dan jangan menyerah karena putus asa.
“Percaya saja.” Dan Yairus percaya, mengikuti Yesus ke rumahnya. Di sana mereka berhadapan muka dengan “para pakar kematian” orang-orang profesional yang disewa untuk menangis dan meratap bersuara nyaring, yang tertawa tergelak-gelak mendengar pernyataan Yesus bahwa “Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Para pekabung profesional itu tahu kematian apabila mereka melihatnya. Dan mereka tahu bahwa orang mati tidak dapat kembali hidup.
Tetapi Yesus, “bergaya tidak peduli alias cuek,” melakukan yang mustahil. Mengambil tangan anak perempuan itu dan berkata agar bangkit, Dia memperagakan bahwa Dia punya kuasa mengatasi maut itu sendiri.
Pengajaran ini salah satu paling penting di dalam Perjanjian Baru. Pengajaran ini merupakan puncak kisah Injil ketika Yesus memperoleh kemenangan atas maut dan bangkit dari kubur. Dan hal ini menjadi pusat sejarah dunia apabila Yesus datang kedua kalinya untuk membangkitkan yang mati (1 Tes. 4:13-18; 1 Kor. 15:51-54)
Membangkitkan putri kepala rumah ibadat itu adalah demonstrasi pertama Yesus bahwa umat Kristen tak perlu takut apa pun, bahkan ketika menghadapi maut, karena ada alasan untuk percaya kepada-Nya. Mengapa? Karena apa yang Dia lakukan untuk putri Yairus, Dia akhirnya akan lakukan untuk setiap dan semua para pengikut-Nya.
0 komentar :
Post a Comment