mengatakan bahwa Ia datang untuk membebaskan mereka yang tertindas tidak terbaring lama dalam kondisinya yang remuk; kesedihan yang menyerang hati-Nya yang mengatakan bahwa Ia datang untuk menyembuhkan mereka yang hancur hatinya tidak akan lama lagi hidup dalam kondisi hancur (lihat Luk. 4:18). Sekiranya Dia melakukan satu dosa selama hidup-Nya, kematian akan mencengkeram Dia selamanya. Tetapi Dia yang tidak melakukan dosa, tidak akan—tidak bisa—menjadi korban permanen dari konsekuensinya. Menang atas pencobaan, Dia menang atas kematian dan Dia bangkit!-

Dan ketika Dia bangkit, Dia bangkit selamanya dengan mempertahankan identitas kemanusiaan-Nya (Selected Messages, jld. 1, hlm. 258). Dia datang ke dunia kita “Keilahian terbungkus dalam kemanusiaan”—Allah dalam kemasan manusia. Dan ketika Dia bangkit dan kembali kepada kemuliaan Dia meninggikan, “kemanusiaan terbungkus dalam Keilahian,” sehingga menyediakan bagi umat manusia satu pernyataan diri-Nya sendiri di hadapan Bapa. Inilah sebabnya kita menganggap Dia sebagai Tuhan kita yang hidup, Tuhan kita yang mendengarkan, Tuhan kita yang penuh kasih, dan Musa kita yang benar-benar lebih baik.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan