Iman pada Masa yang Akan Datang

"Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di-bumi; segala pulau mengharapkan Pengajarannya" (Yesaya 42:4).

Sepanjang tahun pendidikannya di Mesir dan kemudian di sekolah padang gurun, Musa (tipe) sedang dipersiapkan untuk berperan sebagai pembebas tanpa benar-benar disadarinya. Dan ketika di hadapan semak yang terbakar ia dibuat sadar akan misinya, ia keberatan dengan menyebutkan kekurangan sebagai alasan untuk tidak pergi.

Yesus (prototipe), sejak berusia 12 tahun, ketika Dia melihat pengorbanan di bait suci, dengan jelas memahami peran-Nya sebagai anak domba korban kita. Selama 18 tahun sejak pernyataan itu dan pembaptisan-Nya di tangan Yohanes, Ia tidak goyah atau menjadi putus asa. Dan, selama pelayanan-Nya, meskipun tersiksa dan disiksa, diejek dan dicobai oleh kawan maupun lawan, Dia tidak bergeming atau menjadi putus asa. Benar, di Getsemani Dia memohon kelepasan dan jalan lain untuk menyelesaikan tugas. Namun, karena tidak ada jalan lain, Dia dengan patuh menerima siksaan dan kematian yang membayar harga penebusan kita. Rahasia komitmen-Nya yang teguh dari sejak anak-anak, masa muda, dan dalam pelayanan-Nya dari dibaptiskan di sungai Yordan hingga penyerahan-Nya di Golgota adalah hubungan-Nya yang intens dengan Bapa-Nya. Karena hubungan yang memberi hidup inilah, Dia mampu tetap fokus dan setia.

Kesadaran misi-Nya sebagai kaca pembesar untuk hukum, pernyataan karakter Bapa-Nya, teladan ketaatan manusia, dan korban untuk dosa-dosa manusia tidak menyurutkan-Nya. Pengetahuan-Nya bahwa pekerjaan-Nya di bumi akan berakhir dengan kematian tidak membuat-Nya tertekan. Kesadarannya bahwa sebagian besar dari mereka yang kepadanya Dia datang untuk memberi keselamatan akan menolak kasih-Nya tidak menghalangi Dia. Dia melaksanakan misi-Nya dengan keberanian dan keyakinan; Ia menerima takdir-Nya sebagai seorang yang menanggung kematian dan bukan kehidupan, dan ditemukan setia.

Beban kita bukanlah beban penebusan dunia, tetapi kita memiliki misi sederhana untuk mengabarkan peringatan saat-penghakiman bagi dunia. Secara individu, kita memiliki tantangan iman pribadi dalam apa yang seringkali merupakan situasi yang menuntut dan sulit. Yesus, Musa kita yang lebih baik, telah menunjukkan kepada kita jalan untuk memiliki kesetiaan yang teguh. Teladan-Nya adalah contoh kita, penderitaan-Nya adalah inspirasi kita, prinsip-prinsip-Nya adalah panduan kita, dan janji-janji-Nya adalah kenyamanan dan tempat tinggal kita.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan