PERTENTANGAN: JALAN DUA JALUR (BAGIAN 3)

“Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: ‘Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?’ Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu’ (Matius 22:34-37).

Pertanyaan ini, sebagaimana pertanyaan mengenai pajak kepada kaisar dan kebangkitan kembali, merupakan masalah utama dalam masyarakat Yahudi di zaman Yesus. Para ahli hukum mereka sudah menyimpulkan bahwa Kitab Suci memuat 613 perintah, 365 larangan, dan 248 keputusan positif. Di antara 613 itu, para rabi membuat perbedaan antara apa yang mereka lihat sebagai perintah yang “berat” dan perintah yang “ringan.” Yesus tampaknya menyinggung kepada perbedaan itu ketika Dia berkata “karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 5:19).

Di dalam konteks itu, pertanyaan mengenai perintah terbesar berpusat pada apa yang paling penting untuk diikuti. Tetapi beberapa pihak Yahudi tidak setuju bahkan dengan pemikiran beberapa hal lebih mendasar daripada yang lain. Bagi mereka, sebagaimana dengan beberapa umat Kristen di zaman sekarang, setiap perintah memiliki nilai yang sama. Dan begitu juga setiap dosa. Anda berpihak kepada Allah atau menentang-Nya. Umat percaya demikian di sepanjang zaman cenderung beralih kepada kesempurnaan perilaku di dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tetapi pihak Yahudi yang lainnya tidak setuju dan tak habis-habisnya memperdebatkan bagian mana yang paling mendasar dari semua hukum. Ahli Taurat dalam Matius 22 termasuk kelompok yang disebut belakangan.

Perintah yang mana yang akan Anda pilih jika seseorang yang bersikap bermusuhan terhadap agama Anda akan mempertanyakan itu? Beberapa pihak Yahudi zaman dulu mungkin telah memilih yang keempat, dengan keputusannya untuk menyucikan hari Sabat sebagai suatu tanda keistimewaan umat perjanjian Allah. Yang lain mungkin telah memilih salah satu perintah lain dari Sepuluh Hukum.

Tetapi Yesus memotong Sepuluh Hukum itu dengan menyebut satu dari teks Alkitab yang paling familiar dalam budaya Yahudi-Ulangan 6:4,5: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Ayat itu bagian dari Shema, yaitu pengakuan imam orang Yahudi. Shema ini membuka setiap ibadah Yahudi dan membentuk sebagian doa pagi mereka. Sebetulnya, Yesus menerangkan bahwa inti agama adalah mengasihi Allah dengan seluruh kemampuan kita. Dari kasih itu haruslah mengalir segala sesuatu yang lain dalam kehidupan seorang umat percaya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan