TANGGALKAN MENGANGGAP DIRI PALING SUCI

“Dan barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.... Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 18:5:10).

Satu hal yang jelas dari ayat-ayat ini, bahwa Allah peduli kepada yang lemah di dalam jemaat kita, entah mereka muda dan yang tak bersalah (si “anak” dalam ayat 5) atau anggota-anggota baru atau mereka yang sedang bergumul (“anak-anak kecil” dalam ayat 6 dan 10).

Sementara ayat 5 memberi suatu janji yang berhubungan dengan penerimaan dan pengurusan anak-anak yang tidak berarti, Yesus mengubah penekanan-Nya di ayat 6, dari janji menjadi peringatan. Sementara itu, topik di dalam pembicaraan-Nya bergerak dari kerendahan hati ke hal yang sungguh-sungguh yang menyebabkan “tidak pentingnya” umat percaya (“anak-anak kecil”) untuk terjatuh di dalam perjalanan Kristen mereka.

Pesan keseluruhan dari pasal ini adalah bahwa lebih baik batu kilangan diikat seputar leher seseorang dan dia ditenggelamkan daripada untuk menyesatkan umat Kristen yang lemah.

Peringatannya ini cukup jelas. Tetapi bagaimana mudahnya memberikan penghormatan yang berlebihan kepada pembicara tamu yang sedang berkunjung sedangkan sama sekali tidak menyapa halo kepada mereka yang kelihatannya mereka tidak mampu memakai baju yang pantas untuk ke gereja.

Kisah-kisah yang tiada berujung mengisahkan seorang diakon yang bersikap kasar terhadap orang yang tampaknya tidak pantas menjadi bagian jemaat; tentang ibu- ibu yang “saleh” di gereja yang mengecam seorang yang baru Kristen yang secara terang-terangan dan disengaja supaya didengar karena membawa makanan yang tidak memenuhi standar untuk dimakan di gereja; tentang tipe seseorang yang menganggap diri “paling” menyinggung perasaan orang lain yang sedang mencari-cari komentar mengenai perhiasan yang mereka pakai; mengenai mereka yang menghina para remaja yang masih belum berperilaku pantas.

Tidaklah mengherankan banyak orang yang tidak kembali ke gereja kita. Tetapi “malaikat penjaga” (Mat. 18:10) bekerja bersama mereka. Dan kita seharusnya melakukannya juga.

Sekarang adalah waktunya untuk menanggalkan merasa diri paling suci dan mempedulikan kata-kata Yesus, menyampaikan kasih kita kepada “anak-anak kecil” ini yang harus ditemukan di setiap sidang yang dikasihi Allah. Dia ingin mengubah hati kita dan tabiat kita supaya dapat menjadi suatu kekuatan untuk kebaikan di dalam kehidupan mereka.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan