SEORANG PRIA DENGAN PERTANYAAN TEPAT
"Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hada-pan-Nya ia bertanya: ‘Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ Jawab Yesus: ‘Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja’” (Markus 10:17,18).
Paling luar biasa mengenai orang ini ialah, dia mau mendekati Yesus. Matius memberitahu kita bahwa dia muda dan kaya (Mat. 19:20, 22, 23), sementara Lukas berkata bahwa dia seorang penguasa (Luk. 18:18). Inilah kelas yang justru memberi kesulitan kepada Yesus. Mereka yang miskin dan para pelacur dan pemungut cukai berbondong-bondong datang kepada-Nya, tetapi tidak dengan kaum ningrat Yahudi dari yang berkedudukan di bagian keagamaan ataupun politik. Laki-laki itu bukan saja datang, tetapi dia “berlari-lari.” Dan bukan itu saja, dia bertelut di hadapan Yesus. Inilah seorang yang menentang kelas sosialnya, seseorang yang bersedia menghadapi cemoohan sejawatnya. Nah, laki-laki kaya raya lain dari kelas penguasa ternyata tertarik kepada Yesus. Kita teringat pada Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea. Tetapi mereka hati-hati. Nikodemus, misalnya, datang kepada Yesus secara sembunyi-sembunyi “di malam hari” (Yoh. 3:2). Dan Yusuf juga diam-diam menghadap Pilatus untuk meminta izin memakamkan Dia (Mat. 27:57,58). Kita nyaris tidak dapat bayangkan mereka berlari-lari menghadap Yesus sambil bertelut di tanah di depan umum. Laki-laki muda ini memiliki sesuatu yang istimewa pada dirinya, suatu semangat yang menyegarkan.
Bangsawan ini mempunyai beban yang membuatnya buta terhadap segala sesuatu. Dia bersungguh-sungguh mengenai keselamatan. Menyebut Yesus “Guru yang baik,” dia menanyakan apa yang harus dia “lakukan” untuk mewarisai kehidupan kekal. Jelas dia melihat perilaku sebagai kunci kepada agama.
Sebelum menyampaikan jawaban, Yesus menanyakan dia mengapa dia menyebut Yesus sebagai yang baik. Bagaimanapun, Yesus jelaskan, “Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.” Rupanya Yesus berusaha membuat laki-laki muda itu menjelaskan dengan tegas apa pendapatnya mengenai indentitas-Nya. Apakah Diadanya sekadar seorang guru atau apakah Dia Allah, sebagaimana secara tidak langsung ungkapan baik itu ditunjukkan? Bangsawan yang kaya raya itu tidak diragukan pernah mendengar Yesus sebelumnya. Tetapi dia masih ragu mengenai identitas Yesus. Pertanyaan Yesus adalah dorongan lembut untuk memaksa dia mengemukakan masalah itu secara gamblang.
Berdasarkan laki-laki muda luar biasa ini saya perlu menanyakan diri saya lagi, “Bagaimana semangat saya yang tersembunyi untuk Yesus?” Dan melampaui hal itu, “Apakah kerinduan saya kepada kehidupan kekal sangat menonjol dalam kehidupan saya?” Pertanyaan yang bagus untuk direnungkan hari ini.
0 komentar :
Post a Comment