MEMERIKSA YESUS DI SIDANG PENGADILAN (fase 2)

"Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.... Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Jawab Yesus: Engkau sendiri mengatakannya.’ Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: ‘Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran” (Matius 27:1-14).

Para pemimpin agama tidak punya waktu dibuang cuma-cuma. Prosedur hukum Romawi dimulai pagi-pagi supaya menjelang tengah hari golongan yang memerintah dapat mengejar kesenangan. Orang-orang Yahudi sudah menetapkan hukuman mati, tetapi tuduhan menghujat tidak akan mencukupi untuk membuat seorang gubernur Romawi mengeluarkan hukuman demikian. Dia akan menganggap bahwa seluruh masalah itu sebagai urusan dalam orang Yahudi dan mengeluarkan kasus itu dari persidangan.

Tapi berita baiknya bagi orang Yahudi adalah menghujat juga punya penafsiran politik. Bukankah Mesias itu seorang raja ahli perang seperti Daud?

Matius dan Markus tidak memberitahu kita bagaimana indahnya para pemimpin agama itu membingkai tuduhan resmi mereka. Tetapi Lukas menceritakannya. “Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: ‘Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja’” (Luk. 23:1,2).

Yang paling tidak diinginkan Pilatus (gubernur Palestina di tahun 26-36 Masehi) adalah bentrok dengan para pemimpin Yahudi, terutama selama musim Pakah ketika pikiran rakyat sudah dipusatkan pada Keluaran, pembebasan, dan menggulingkan para penindas.

Pilatus segera menilai para pemimpin agama dan Yesus, dan dengan mudah menyimpulkan bahwa Dia bukan ancaman politik. Tetapi bagaimanapun, dia harus menginterogasi-Nya. Jawaban Yesus terhadap pertanyaan Pilatus tentang kerajaan-Nya itu beralasan dengan baik: “Engkau sendiri mengatakannya.” Yesus tidak menyangkal atau mengakuinya, karena tuduhan itu sebagian benar dan sebagian palsu. Memang benar bahwa Dia itu Raja dan telah memperlihatkan fakta itu beberapa hari sebelumnya dengan menunggang keledai masuk Yerusalem dalam sambutan Hosana dari rakyat. Tetapi Dia bukan raja dalam pengertian politik. Yesus tidak melakukan pembelaan yang dapat membebaskan-Nya. Setelah berserah sepenuhnya kepada kehendak Bapa di Getsemani, Dia sekarang mewujudkan keputusan itu.

Sementara itu, Pilatus dibuat bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Beruntung, dia melihat jalan keluar perkara ini.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan