MENGASIHI YESUS

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).

Dengan anjuran yang dibentangkan dalam ayat ini, kita tiba pada sebuah tema yang rasul Yohanes akan tekankan berkali-kali: Jika kita sungguh mengasihi Allah, maka kita akan menuruti perintah-perintah Allah, dan jika kita sunguh mengasihi Yesus, maka kita akan metaati perintah-perintah Yesus.

Satu hal patut dicatat ialah bahwa perintah-perintah Allah dan Yesus tidak berbeda. Satu tema besar lainnya dalam Injil keempat adalah Yesus dan Bapa itu satu. Walau Mereka adalah pribadi-pribadi yang berbeda dalam Keallahan, namun Mereka bagian Trinitas yang menyatu dan sama dan berbagi prinsip-prinsip yang sama, sampai sedemikian rupa sehingga Yesus dapat mengajarkan bahwa jika kita sudah melihat-Nya, kita juga sudah melihat Bapa (Yoh. 14:9). Di dalam Kitab Suci, perintah-perintah Allah dan perintah-perintah Yesus adalah sama. Dan pada dasarnya semua itu adalah satu prinsip. Yesus mengemukakan secara singkat dalam Yohanes 15:12, di mana Dia berkata: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Dan dalam ayat 17, lagi-lagi Dia berkata: “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Lebih dulu dalam pelayanan-Nya, Yesus sudah menegaskan bahwa perintah-perintah terbesar hukum adalah mengasihi Allah dengan segenap hati dan pikiran kita, dan hal itu tersambung dan tak dapat dipisahkan lagi bahwa kita harus mengasihi sesama kita bagaikan diri kita sendiri (Mat. 22:36-40). Dengan demikian kita dapat menyimpulkan, perintah-perintah Allah maupun Yesus dalam satu prinsip besar: Kasih. Darinya mengalir semua hukum yang lebih khusus, termasuk Sepuluh Perintah. Tetapi prinsip kasih yang memedulikan, menjangkau ke luar yang menjadi kekuatan memotivasi yang mendasari ketaatan sesungguhnya. Yesus menunjukkan kasih itu bukan saja dengan datang ke dunia, tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari sewaktu Dia berhubungan dengan orang-orang lain.

Dari semua penulis Perjanjian Baru, Yohanes yang paling gigih dalam seruannya kepada para pengikut Kristus untuk menuruti perintah-perintah. Dalam surat pertamanya dia menulis bahwa, “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran” (1 Yoh. 2:3, 4). Dan dalam kitab Wahyu, Yohanes menjelaskan bahwa Allah akan memiliki umat yang menuruti perintah di akhir zaman (Why. 12:17; 14:12).

Sebagaimana para murid zaman dulu, kita perlu memercayai kata-kata Yesus. Ketaatan dalam semangat kasih adalah pokok yang mutlak bagi-Nya.

Tolonglah saya, Bapa, bukan saja untuk menaati firman-Mu, tetapi untuk berbuat demikian dalam semangat kasih.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan