Tuhan Kita yang Sanggup


"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi  batu penjuru" (Mazmur 118:22).

Tidak ada aspek pembangunan bait suci yang begitu signifikan sama seperti dalam memilih dan menempatkan batu penjuru. Itu adalah batu yang paling penting dari semua Batu. Di atasnya terpusat seluruh struktur lengkap; batu itu merupakan fokus penahan beban dari keseluruhan bangunan. Dengan demikian, batu itu tidak hanya bentuknya harus sempurna, tetapi juga mampu menjadi bantalan sejumlah besar tekanan dan hentakan dan tahan terhadap kerusakan akibat cuaca.

Selama proses konstruksi yang panjang, pembangun Bait Salomo memeriksa, menolak, dan menyingkirkan banyak batu karena tidak memadai untuk tujuan ini—satu dari antara yang mereka amati kemudian telah mengalami banyak paparan musim tanpa kerusakan. Stabilitasnya dinilai ulang, dan batu, yang pembangun telah tolak sebelumnya, menjadi kepala dan batu penjuru.

Tuhan Yesus adalah batu penjuru bait suci rohani Allah. Dia telah dihina dan ditolak oleh manusia. Terbuka kepada unsur jahat kerajaan Setan, Dia adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan. Ditolak oleh peradaban umum saat lahir, disalahpahami di masa mudanya, diejek pada waktu dewasa, dilecehkan di gedung pengadilan Pilatus, Dia disalibkan di Golgota tanpa seorang pun yang mau membantu atau melepaskan-Nya. “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya” (Yes. 53:5). Dan bukan hanya dosa-dosa kita yang Dia tanggung; Dia membawa beban keseluruhan keselamatan kita-semuanya ditanggungkan kepada-Nya; pengampunan kita, kebenaran kita,'kebangkitan kita, kekekalan kita—semua kita!

Tetapi Dia telah menang dengan penuh kemuliaan. Dengan teladan kehidupan dan kematiannya yang kejam tetapi memberikan penebusan, Dia terbukti benar-benar layak untuk menanggung beban dan memengaruhi perubahan kita dari pelanggaran kepada bait suci pujian. Kemenangan itu merupakan penyebab kepuasan Bapa dan seruan bahagia mereka yang diselamatkan: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’" (Wahyu 5:12).

Yang kepada-Nya kita mengatakan amin dan menaikkan pujian kekal kepada bait suci kita yang lebih baik dan saudara tertua kita, Yesus Kristus!

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan