Segala Tulisan adalah Baik

"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran"(2 Timotius 3:16).

Mereka yang membedakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, menentukan bahwa yang lama tidak valid lagi sebagai penuntun rohani, tidak paham. Benar, banyak dari rincian budaya kuno yang tidak ada lagi, tetapi prinsip-prinsip benar dan salah yang berbentuk perintah Allah masih berlaku. Sangat sedikit dalam masyarakat sekarang ini balas dendam karena “ditanduk’ oleh sapi tetangga menjadi masalah yang serius. Prinsip-prinsip Perjanjian Lama mengenai pengadilan sehubungan pelanggaran hak pribadi dan perusakan hak milik sama pentingnya bagi hubungan manusia di zaman kita seperti di zaman mereka.

Yang terutama baik dari Perjanjian Lama, bagaimanapun, bukanlah kode sipil maupun sosial. Yang terpenting adalah janji dan nubuatnya yang kemudian digenapi dalam kehidupan Yesus. Penggenapan Mesias Perjanjian Baru dari prediksi Perjanjian Lama tentang kehidupan-Nya adalah bukti keasliannya yang meyakinkan. Perjanjian Lama menjaga pengharapan itu tetap hidup dalam mata rantai nubuatan mesianik yang tak terputus; Perjanjian Baru memberi kita laporan langsung mengenai bagaimana rasanya berada di hadirat-Nya, bagaimana rasanya mendengar suara-Nya dan melihat wajah-Nya, menyentuh jumbai jubah-Nya, menyaksikan cahaya bersinar dalam kegelapan, melihat “Shiloh” datang ke Israel, Anak Domba mati di Golgota, dan Juruselamat yang telah bangkit berjalan di antara mereka.

Sekiranya kita tidak pernah menerima janji-janji Perjanjian Lama mengenai rencana keselamatan Juruselamat bagi dunia kita, pelayanan-Nya akan menjadi kurang nyata. Tetapi dengan perbandingan type (nubuatan) dengan antitype (penggenapan) yang disediakan bagi kita memberikan verifikasi yang meyakinkan mengenai siapa Dia dan mengapa dan bagaimana Dia begitu mengasihi kita.

Ada saat, bagaimanapun, ketika bahkan mereka yang menghormati Perjanjian Lama secara tidak sengaja memadamkan penekanan kepada Kristus dengan menekankan simbol-simbolnya melampaui Juruselamatnya. Tantangan kita, ketika kita membaca Perjanjian Lama, adalah untuk konsentrasi bukan pada batu dari mezbah kuno atau usia daratan di mana mezbah itu berdiri, melainkan fokus pada makna dari semua fakta-faktanya, akhir dari semua pemikiran, subjek semua isyarat—Yesus Kristus sang Mesias, saksi kita yang benar dan setia.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan