Yehuda: Gambaran Yesus

 "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara-kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa"(Kejadian 49:10).

Daftar panjang hakim, raja, dan prajurit yang gagah yang dihasilkan oleh suku Yehuda dengan akurat menggenapi nubuat Yakub mengenai keunggulan mereka dalam masalah kenegaraan. Kaleb, Daud, Salomo, Yosafat, Samuel, dan Hizkia hanyalah beberapa dari banyak pemimpin luar biasa yang berasal dari garis keturunan Yehuda. Unsur dasar dari generasi militer dan kepemimpinan sipil yang ada pada keturunan Yehuda adalah karakter Yehuda itu sendiri yang baik. Dia adalah “asal mula” dari garis panjang keturunan yang ada dalam pikiran Yakub ketika ia meramalkan, “ Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang” (Kej 49:10).

Karakter apa sajakah yang membuat Yehuda memiliki begitu banyak keturunannya yang menjadi pemimpin? Pertama, dia adalah orang yang memiliki rasa simpati yang mendalam. Rubenlah, anak tertua, yang mencegah Yusuf dibunuh dengan cara tertentu, mendesak agar ia tidak dibunuh melainkan dilemparkan ke dalam lubang. Yehudalah yang memastikan kelangsungan hidupnya dengan bersikeras agar menjual dia kepada orang Ismael (Kej. 37:18-28). Kedua, ia adalah seorang yang mau mengorbankan diri. Ruben menawarkan hidup kedua anaknya sebagai jaminan terhadap kepulangan Benyamin ke Mesir, tetapi Yehuda menawarkan hidupnya sendiri sebagai jaminan untuk adik bungsunya (Kej. 43:8,9). Dan ketiga, dia adalah seorang bersemangat dalam menyampaikan permohonan. Yehudalah yang, ketika piala perak Yusuf ditemukan dalam karung Benyamin, berhasil memohon kehidupan untuk adiknya dan yang lainnya (Kej. 44:14-34).

Sayangnya, terlepas dari sifat-sifat yang unggul ini, Yehuda, seperti semua suku lain, gagal mencapai tujuan rohaninya. Shiloh, pemberi perhentian, tidak datang melalui suku Yehuda (Ibr. 7:14). Tetapi umat yang melaluinya dan kepadanya Dia datang, menolak Dia. Mereka bersuka cita atas penyembuhan dan makanan, tetapi mereka membenci hukuman-Nya atas dosa-dosa mereka, dan mereka menyalibkan Dia sebagai seorang pencuri.

Pelajaran bagi kita adalah rangkap tiga: (1) Kemurahan hati individual adalah pengantar kepada berkat pribadi; (2) tidak ada jumlah pengorbanan, seberapa tulus pun itu, dapat menggantikan penurutan,- dan (3) selalu ada yang pada setiap suku dan bangsa, seorang yang jujur dalam hatinya yang digunakan Tuhan untuk memenuhi kehendak-Nya di bumi.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan