"Aku memanggli langit dan, bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini; kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu” (Ulangan 30:19).



Kesombongan terletak pada akar setiap pilihan yang merusak, demikianlah Firman Tuhan. Kain, memanjakan kecemburuan; keluarga Lot memanjakan perasaan gembira yang hanya bersifat sementara; saudara-saudara Dina, memanjakan balas dendam; Saul, memanjakan popularitas; Absalom, memanjakan kekuasaan; Amnon, memanjakan nafsu; Gehasi, memanjakan keserakahan; orang muda yang kaya, memanjakan kekayaan; Yudas, memanjakan pendapat pribadi; Pilatus, memanjakan rasa takut; Herodes, memanjakan keegoisan; Ananias dan Safira memanjakan cinta diri.



Di sisi lain, penyerahan diri yang rendah hati kepada Allah dan kesediaan untuk meninggalkan keinginan alamiah seseorang untuk mengikuti kehendak-Nya merupakan akar dari setiap prioritas yang berguna yaitu sesuai dengan Firman Tuhan. Bagi Yusuf, itu adalah menyerah pada prinsip Allah; bagi Musa, itu adalah menyerah terhadap hadirat-Nya; bagi Ester, itu adalah menyerah pada pemeliharaan-Nya; bagi Daniel, itu adalah menyerah pada kuasa-Nya; bagi Daud, itu adalah menyerah pada kekuatan-Nya; bagi Yesaya, itu adalah menyerah pada kemurnian-Nya; untuk Petrus, itu adalah menyerah pada pesona-Nya; bagi sida-sida Etiopia, itu adalah menyerah pada rencana-Nya; bagi Paulus, itu adalah menyerah pada keimamatan-Nya; dan bagi Yohanes, itu adalah menyerah pada kasih-Nya yang sempurna.


Pelajarannya jelas yaitu: Prioritas yang berakar pada diri selalu menyebabkan kesedihan, dan prioritas yang dituntun oleh kebijaksanaan Ilahi selalu membawa pada keselamatan. Prioritas menyenangkan diri mungkin tidak segera dirasakan akibatnya, tetapi hukum moral alam semesta yang tidak pernah salah memastikan akibat penolakan mereka. Mengutamakan untuk menyenangkan Tuhan tidak selalu menunjukkan manfaat langsung, tetapi Tuhan telah menyediakan berkat bagi mereka sesuai dengan rencana-Nya dan tidak akan pernah berubah.



Allah telah berjanji untuk menghormati pilihan yang tepat Adalah tugas kita untuk menurut, dan adalah tugas-Nya untuk menyediakan yang pantas bagi kita—Dia akan menunjukkan “kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku” (Keluaran 20:6).

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan