Memelihara Sabat

"Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Tuhan" (Yesaya 66:23).


Sabat adalah sebuah sumber ketenangan di padang pasir kehidupan. Pada akhir kerja keras setiap minggu, Sabat membuktikan kebahagiaan karena terlepas dari kegiatan duniawi. Sabat adalah tempat peristirahatan bagi yang lelah; hari pembaruan dan revitalisasi—tidak ada hari lain yang lebih berpengaruh karena tidak ada hari lain yang telah diberkati, suci dan kudus. Ibadah pada hari lain tidak dapat memberikan keuntungan seperti pada hari Sabat; keuntungan rohani, perasaan, dan pada fisik itu sendiri.

Tetapi bagaimanakah dengan kehidupan di dunia yang akan datang? Akankah kita memelihara hari Sabat? Ya, kita dijanjikan bahwa ada Sabat di surga, bukan karena kita lelah atau fisik kita perlu istirahat, tetapi karena di sana, ketika semua diciptakan benar dan bijaksana melalui kehadiran Keilahian Allah, ibadah akan tetap menjadi pengingat tindakan Kristus dari hal penciptaan dan penebusan.

Sabat di surga bukanlah menetapkan waktu bagi kita untuk keluar dari hal-hal duniawi dan fokus pada hal-hal yang suci seperti dalam kehidupan sekarang ini. Semua aktivitas akan menjadi kudus. Tetapi sementara setiap hari dalam kemuliaan akan sesuai dengan kekudusan Tuhan, setiap hari ketujuh akan memberikan kesempatan untuk pujian khusus bagi Anak Domba yang telah mengorbankan diri-Nya demi menyelamatkan kita.

Ketika bumi dijadikan baru dan tidak ada lagi kekerasan seperti keadaan sekarang ini, umat tebusan akan menerima hadiah terakhir yang telah dijanjikan kepada mereka. Di sini, kita akan menanam anggur dan memakan buahnya juga; kita akan bergantian menanam dan melatih penurutan dan mengarahkan binatang-binatang ke ladang yang berumput hijau. Kita akan membangun rumah impian kita dan mendiaminya; menikmatinya dan bersukacita di dalam negeri penuh damai. Eden dipulihkan, hari Sabat akan sekali lagi memberikan istirahat dari kerja berat; tidak melelahkan, tidak menegangkan, hati kita tidak menjadi lemah karena menderita dalam aturan kekejaman dosa, tetapi dalam kepuasan karena mengeluarkan energi yang bermanfaat, pekerjaan yang tidak membosankan.

Sekarang ini, Sabat adalah hari sukacita, dan di zaman yang akan datang Sabat akan tetap hadiah khusus untuk manusia—suatu pusat kesenangan dari dunia kita yang lebih baik.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan