Sebuah Negeri yang Adil

"Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan, dan mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus" (Yesaya 32:1,2).


Bayangkan bahwa kita hidup di sebuah negeri yang sangat adil; dunia tanpa pilih kasih dan nepotisme atau pilih bulu jenis kelamin atau rasisme; tanpa diskriminasi berdasarkan tinggi, warna, berat badan, jenis kelamin, aksen, umur, pendidikan, kependudukan, atau faktor-faktor lainnya; dunia yang adil— sangat adil—yaitu tidak dirasakan tanda-tanda kesombongan yang muncul karena superioritas.

Di dunia kita yang penuh dengan kesombongan dan panas dengan kepentingan diri, dunia kita yang cinta diri dan penuh dengan keinginan, terbakar dengan segala macam diskriminasi. Dunia ini tidak adil karena beberapa anak mati akibat makan berlebihan sedangkan yang lain mati karena kelaparan. Tidak adil karena perempuan diabaikan dalam hal perekrutan, promosi, dan pembayaran; bayi wanita di beberapa budaya di bunuh karena mereka tidak memberikan keuntungan sebagaimana anak laki-laki dan pada budaya yang lain justru sebaliknya. Tidak adil karena di Amerika Serikat setiap tahun ada ribuan istri dan kekasih yang dibunuh oleh sahabat-sahabat mereka yang lebih kuat secara fisik; sangat kurang yang berusia lanjut bagi mereka yang miskin secara ekonomi; pendidikan, kesehatan, perumahan, dan akses umum untuk bantuan pemerintah sangat kurang untuk minoritas; ada begitu banyak penegak keadilan (polisi, hakim, dll.) hati nurani mereka dituntun pada hal yang buruk daripada untuk kebaikan.

Tetapi ada pengharapan di balik semua penderitaan itu. Ketika Dia datang, Allah kita yang adil akan menegakkan keadilan: Pemerintahan yaitu keadilan akan memerintah tanpa hambatan, tidak diperlukan lagi pengadilan untuk mengadili mereka yang tertindas, tidak ada lagi orang yang akan menangis untuk meminta bantuan karena kekurangan. Di kerajaan yang akan datang tidak akan ada lagi yang menderita karena ketidakadilan atau memikul penderitaan, karena Anak Domba adalah pemimpin yang adil dan semua pekerjaan-Nya pasti terlaksana, penuh kesempurnaan, semuanya menyatu dengan Pemberi hidup dan Pemberi hadiah yang mulia yaitu kekekalan yang tidak bernoda—Bayangkanlah!


0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan