Yehuda, Ruben, dan Gad


“ Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu" (Wahyu 7:5).


Suku pertama dilihat oleh Yohanes memasuki Kanaan surgawi adalah anak keempat Yakub. Yehuda memiliki karakter yang mulia. Dialah yang menyelamatkan Yusuf dari sumur, dan dialah yang menawarkan untuk menjadi jaminan bagi Benyamin. Tetapi Yehuda tergoda oleh kelemahan umum di masa tuanya yaitu sama seperti kita—keinginan daging. Hal mengesankan dari kecenderungan yang digemari adalah perbuatan zina dengan Tamar, anak mantunya (Kej. 38:6). Berabad-abad kemudian kejahatan ini muncul dengan konsekuensi yang tragis pada kehidupan dua keturunannya yang terkenal: Daud, yang iri hati dan mengambil Batsyeba, dan Salomo, yang banyak istri "menarik hatinya" jauh dari Tuhan (1 Raja-raja 11:4).


Suku kedua disebutkan adalah anak pertama Yakub, Ruben. Cacat karakternya juga dinyatakan dan, seperti adiknya, Yehuda, menghasilkan akibat yang menyakitkan di generasi berikutnya. Kelemahannya? Tidak berpendirian. Dalam memberikan berkat dan peringatan untuk anak-anaknya, dalam keadaan sekarat Yakub mengatakan, "Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. Engkau yang membual sebagai air tidak lagi engkau yang terutama" (Kej. 49:3,4).


Suku ketiga diketahui menambah rombongan besar umat tebusan adalah Gad—suku pejuang. Suka bertengkar dan garang, Gad dan keturunannya mengandalkan kekuatan untuk mendapatkan kebebasan dan terlalu bersemangat untuk berperang. Gad, oleh Yakub dinubuatkan: "Gad akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan menyerang tumit mereka" (ayat 19).


Kelemahan dari masing-masing suku tersebut diakui dalam masyarakat sekarang ini. Sensualitas Yehuda, kebimbangan Ruben, dan kegarangan Gad adalah bukti tentang keadaan kita. Apa yang ditunjukkan ayat kita hari ini bahwa ketiga kepala keluarga ini telah rusak dan mereka sama-sama bersalah namun telah ditebus, begitu juga dengan kita. Hal ini juga menunjukkan bahwa ketika kita masuk ke dalam kemuliaan, kita akan pergi melalui gerbang bertuliskan nama kepala keluarga yang sangat mirip dengan kita.
Penduduknya sama-sama dengan bangga menyatakan, "Semua jalan menuju Roma." Sebagai pemenang, kita disediakan sesuatu yang lebih baik dan tidak terbatas: Dua belas gerbang yang mengarah ke takhta Raja segala raja—Juruselamat kita semua.


0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan