Janganlah Biarkan Saya Melupakannya
"Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu" (Lukas 24:8).
Ibu saya tidak mengenal saya lagi. Setiap kali saya pergi ke kamarnya, saya katakan, "Hai, Ibu." Kadang-kadang dia tersenyum dan mengenali saya. Lama kelamaan ia menatap dengan tatapan kosong, seolah-olah saya benar-benar orang asing. Saya menceritakan tentang keluarga saya, tetapi jelas dia tidak tahu siapa yang saya bicarakan. Ibu memiliki kesulitan besar menandatangani namanya. Ada kalanya saya berharap dia tahu siapa dia. Ini gambaran memilukan tentang orang berpenyakit Alzheimer yang menggambarkan betapa berharganya karunia ingatan yang kita miliki.
Ingatan mengingatkan kita akan masa lalu dan memungkinkan kita untuk merencanakan masa depan. Kita menikmati rutinitas dalam siklus harian kita dan menelusuri kembali langkah-langkah kita. Tanpa ingatan, semua yang kita miliki hanyalah saat ini tidak lebih. Semua orang adalah orang asing. Kalender tidak masuk akal. Bahkan cermin membingungkan, karena ada orang lain di dalam ruangan itu. Pengkhotbah 12:01 menunjukkan bahwa kami harus mengingat Pencipta kita ketika kita masih muda, karena suatu saat nanti masalah bisa saja datang. Implikasinya adalah bahwa kita bisa saja melupakan banyak hal bahkan Tuhan kita. Penurunan kemampuan mental biasanya seiring karena bertambahnya usia.
Pada tahun 1906, Alois Alzheimer, seorang dokter Jerman, melakukan otopsi otak terhadap seorang pasien lanjut usia yang meninggal setelah bertahun-tahun mengalami masalah ingatan yang akut. Dia terkejut menemukan sel-sel saraf kusut dan tumpukan padat di sekitarnya. Tetapi sebelum tahun 1960 ilmu pengetahuan secara positif menghubungkan kerusakan sel saraf dengan hilangnya ingatan. Setelah itu, tidak membutuhkan waktu yang lama, penelitian intensif mulai mengungkap beberapa keadaan dan penyebab genetik yang sekarang dikenal dengan penyakit Alzheimer.
Kita belum memiliki obatnya, tetapi kita tahu beberapa faktor penyebabnya. Berikut cara menghindari penyakit Alzheimer. (1) Jangan menua. Penuaan adalah faktor risiko nomor satu. Baiklah, kita tidak dapat mengatakan apa pun tentang itu. (2) Tidak memiliki orang tua atau saudara yang mewariskan penyakit itu. Satu gen bisa saja meningkatkan, risiko, tetapi hal itu bukan kepastian mutlak bahwa kita akan mendapatkan penyakit itu. Kita tidak memiliki pilihan tentang masalah itu. (3) Menghindari cedera kepala serius. cedera serius meningkatkan risiko, jadi berhati-hatilah. (4) Latihan teratur, karena hal ini akan menolong kita memegang kendali atas apa yang kita lakukan. (5) Konsumsilah diet seimbang yang sehat. (6) Hindari tembakau. (7) Tetap aktif seeara sosial. (8) Tetap aktif dan teratur berpartisipasi dalam kegiatan yang merangsang intelektual. Semua lima hal terakhir adalah isu gaya hidup yang dapat kita kontrol. Kebanyakan dari kita, menikmati setiap hari yang kita miliki sebagai hadiah istimewa dari Pencipta.
Terima kasih, Tuhan, untuk petunjuk-Mu bugaimana memulai hidup.
0 komentar :
Post a Comment