Anak Allah

      "Anak manusia" dan "Anak Allah" adalah dua nama yang digunakan dalam Injil untuk menjelaskan siapa Yesus itu. Yang pertama menunjukkan Allah yang menjelma, yang kedua menunjuk kepada Keilahian-Nya sebagai oknum kedua dari Ketuhanan. Bersama-sama kedua frasa ini mengajak kita untuk merenungkan keajaiban Yesus Kristus: Allah yang sekaligus adalah Ilahi dan manusia. Ini adalah konsep yang sulit untuk dipahami. tetapi kesulitan itu tidak dengan cara bagaimanapun mengambil kebenaran yang menakjubkan dan harapan yang besar dari apa yang konsep tersebut tawarkan kepada kita. 
Bacalah Lukas l:31, 32, 35; 2:ll. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita mengenai siapa Yesus itu sebenarnya?
       Dalam Lukas 1:31, 32, malaikat itu menghubungkan nama Yesus dengan "Anak Allah Yang Mahatinggi" kepada siapa "Tuhan Allah akan mengaruniakan" kepada-Nya takhta Daud. Yesus adalah Anak Allah. Dia juga adalah Kristus. Mesias, yang akan mengembalikan takhta Daud. bukan sebagai penyelamat duniawi tetapi dalam makna eskatologis di mana Ia pada akhirnya akan mengalahkan upaya Setan merebut takhta Allah sendiri. Kepada gembala-gembala malaikat memberitakan bahwa bayi yang dalam palungan itu adalah "Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan"(lukas 2: 11).
       Pada saat yang sama gelar "Anak Allah" bukan saja untuk menegaskan posisi Kristus dalam Ketuhanan, tetapi juga mengungkapkan hubungan dekat dan akrab yang Yesus miliki dengan Allah Bapa ketika Yesus berada di bumi. Namun, hubungan antara Bapa dan Anak tidaklah sama dengan hubungan yang kita miliki dengan Allah. Pada saat hubungan kita adalah hasil pekerjaan Kristus baik sebagai Pencipta dan Penebus, hubungan-Nya dengan Bapa sebagai Anak adalah satu dari tiga yang setara mitra yang abadi. Melalui Keilahian-Nya Yesus menjaga ikatan sedekat mungkin dengan sang Bapa. "Yesus berkata, Bapa kami yang di surga, untuk mengingatkan kepada murid-murid-Nya bahwa meskipun dalam kemanusiaan-Nya, Ia dihubungkan dengan mereka, turut mengambil bagian dalam ujian mereka, dan menaruh simpati dengan mereka dalam penderitaan mereka. namun oleh Keilahian-Nya Ia dihubungkan dengan takhta Allah. -Ellen G. White, Alfa dan Omega,jld, 6, hlm. 55.
    Apakah artinya bagi kita bahwa Yesus adalah Allah, dalam makna sepenuhnya? Walaupun kebenaran ini penuh dengan banyak implikasi, salah satu yang sangat menakjubkan adalah bahwa. walaupun sebagai Allah, Yesus merendahkan diri bukan hanya sampai pada mengenakan kemanusiaan kita kepada diri-Nya tetapi dalam kemanusiaan itu menyerahkan diri-Nya sebagai korban bagi kita. Kita sedang membicarakan mengenai Allah sekarang! Harapan yang indah apakah yang kebenaran ini miliki buat kita karena apa yang disampaikannya kepada kita mengenai seperti apa Allah itu sebenarnya?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan