SETENGAH DISELAMATKAN
"Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Ibrani 9:26-28).
Inilah yang didengungkan di banyak tempat dalam Perjanjian Baru. Kitab Ibrani memberitahu bahwa Kristus menyelesaikan pekerjaan-Nya bilamana Dia mati sekali untuk selama-lamanya di atas kayu salib. Walau itu tidak perlu diulangi, jika hanya begitu saja, maka orang hanya “setengah diselamatkan.” Dia harus “menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa [lagi] untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”
Tunggu dulu! Bukankah umat Kristen sudah diselamatkan? Bukankah Efesus 2:8 dengan jelas mengajarkan bahwa umat percaya “sudah diselamatkan” oleh kasih karunia melalui iman?
Hal-hal itu tentu saja benar. Jadi, kita harus menanyakan, kalau Yesus sudah menebus umat Kristen, mengapa kitab Ibrani mengatakan bahwa Yesus akan kembali “untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”? Bagaimanakah mereka bisa selamat bila belum diselamatkan? Sebelum menjawab, kita harus menyadari bahwa Paulus mengangkat topik ini di dalam Roma 13, di mana dia menyerukan supaya umat Kristen “bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya” (ayat 11).
Sebagian jawaban terhadap dilema setengah diselamatkan adalah bahwa orang Romawi berbicara tentang keselamatan dari tiga sudut pandang. Salah satunya, pembenaran, sudah lewat bagi umat percaya. Yang lain lagi, dimuliakan, adalah masa depan. Dan yang ketiga, dikuduskan, adalah sebuah realita untuk sekarang. Dengan demikian umat Kristen hidup di antara dua peristiwa besar. Yang pertama adalah pembenaran, ketika umat percaya memberi hati mereka kepada Kristus. Yang kedua adalah kembalinya Yesus di akhir zaman.
Dengan frasa “akhir zaman,” kita sampai pada dua peristiwa besar yang meliputi seluruh era Perjanjian Baru. Pertama adalah awal kerajaan Allah, ketika Yesus tegaskan Dia sudah diurapi ketika dia memulai pelayanan-Nya di bumi (Mat. 4:17). Kedua adalah penggenapan kerajaan ketika Yesus datang lagi.
Pemikiran itu membawa kita ke Roma 8:23, di mana sang rasul menyatakan bahwa umat Kristen “telah menerima karunia pertama Roh,” tetapi mereka “mengeluh dalam hati [mereka] sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh [mereka].”
Kenyataan yang jelas adalah bahwa sebagai umat percaya, kita setengah diselamatkan dan setengah ditebus. Harapan keselamatan sepenuhnya tidak terwujud sampai Yesus kembali pada akhir zaman dan memberi kita tubuh baru agar serasi dengan hati dan kehendak kita yang baru.