PENGHARAPAN KEBANGKITAN

“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, meskipun demikian Allah akan mengambil kita bersama-Nya mereka yang sudah meninggal di dalam Yesus” (1 Tesalonika 4:14, terjemahan penulis).

“Karena” di awal ayat 14 mengacu kembali ke ayat 13, yang menjelaskan bahwa umat Kristen tidaklah seperti mereka yang tidak berpengharapan dihadapkan dengan maut. Mengapa? “Karena” atau sebab, “kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit” dan “bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” Dengan demikian Paulus membangun Kekristenan untuk pengharapan dalam dua hal: (1) Yesus mati dan bangkit, dan (2) karena Dia bangkit, maka mereka yang telah menerima-Nya juga akan bangkit.

Yesus akan datang lagi. Itulah “pengharapan kita yang penuh bahagia” yang utama. Tetapi sekarang ia menambahkan lebar dan dalamnya pengharapan itu dalam diskusinya tentang kebangkitan. Bagi sang rasul pengajaran ini menjadi pusat pengajaran Yesus Kristus, Dia yang mati dan bangkit kembali supaya kita boleh berbagi kemenangan-Nya (1 Kor. 15:1-2, 22,23).

Pembaca tentu memerhatikan bahwa saya tidak menggunakan salah satu terjemahan standar untuk bacaan hari ini, tetapi menggantinya dengan terjemahan saya sendiri. Perkenankan saya menerangkan maksudnya di sini.

Tiap terjemahan yang diterbitkan rata-rata menuliskan ayat tersebut seperti berikut: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan, demikian Allah akan membawa bersama-sama dengan Dia.” Kata yang ingin kita lihat adalah “membawa.” Saya menerjemahkannya “mengambil.” Kata Yunaninya termasuk kedua arti itu, dan salah satunya adalah terjemahan yang dapat diterima. Tetapi kedua terjemahan memiliki arti berbeda, entah Yesus akan “membawa” bersama-Nya mereka yang diperkirakan naik ke surga ketika meninggal, atau Yesus akan “mengambil” ke surga mereka yang Dia bangkitkan pada Kedatangan Kedua Kali.

Alasan bahwa hampir semua terjemahan menerjemahkan ago sebagai “membawa” adalah karena mereka sungguh percaya bahwa orang naik ke surga ketika mereka mati. Terjemahan saya, tentu saja, mengemukakan bahwa yang mati sedang tidur dalam kubur mereka, sampai Yesus kembali.

Ini suatu masalah. Apakah terjemahan yang benar adalah sekadar teologi saya melawan teologi mereka? Berita baiknya adalah bahwa hubungannya memecahkan masalah tersebut. Ayat 16 dengan jelas mengajarkan bahwa semua tidur (mati) dalam kubur di dunia sampai ada panggilan untuk bangun pada hari kebangkitan. Martin Luther, pelopor Reformasi, menerangkan kebenaran itu ketika dia menuliskan: “Kita akan tidur sampai dia datang dan mengetuk pada kubur dan mengatakan, ‘Dr. Martin, bangunlah.’ Pada waktu itu saya akan bangkit dalam sekejap dan berbahagia kekal bersama-Nya.”

Terima kasih, Bapa, untuk luasnya berkat yang ada di dalam “pengharapan kita yang penuh bahagia.”

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan