Hidup untuk Menceritakan Cerita
"Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati" (Kejadian 5:5).
Saat mereka menjalani abad-abad kehidupan mereka, Adam dan Hawa menyaksikan tanpa mengenal lelah keturunan mereka sehubungan dengan janji penebus yang akan datang. Catatan inspirasi menjelaskannya seperti ini: “Pengetahuan tentang hukum Allah, dan rencana keselamatan disampaikan kepada Adam dan Hawa oleh Kristus sendiri. Mereka dengan hati-hati menyimpan pelajaran penting, dan meneruskannya dari mulut ke mulut, kepada anak-anak mereka, dan anak-anak dari anak-anak mereka. Dengan demikian pengetahuan hukum Allah dipertahankan” (Selected Messages, jld. 1, hlm. 230).
Agar mereka tetap memperhatikan harga penebusan, Allah memberikan orangtua pertama itu sebuah sistem korban. Karena menurut kepada perintah Tuhanlah sehingga Adam menarik pisau yang tajam dari pembuluh darah korban pertama dan menyaksikannya menggeliat dalam pergolakan kematian sementara darah yang hangat, mengalir turun dari pakaiannya jatuh ke tanah. Keterkejutan orangtua pertama kita menyaksikan kematian traumatis itu lebih daripada apa yang kita saksikan selam 6.000 tahun masa kehancuran akibat dosa. Kematian adalah asing bagi pengertian mereka dan aneh bagi imajinasi mereka. Menyaksikan domba yang tidak bersalah berakhir dengan bergeliat karena rasa sakit yang mereka telah buat, bagi mereka merupakan mimpi buruk yang mengerikan.
Tetapi juga memberi mereka harapan. Mereka tahu dengan tindakan simbolis ini bahwa semua belum hilang; bahwa rasa malu dan rasa sakit yang mereka bawa kepada ciptaan suatu hari akan dilenyapkan; bahwa darah Yesus akan menebus dosa-dosa mereka; seperti yang dinyatakan Daud kemudian— "sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai” (Mzm. 30:6) dan sebagaimana yang Yesaya kemudian nyatakan: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes. 53:5).
Lamanya kita hidup di bumi sangat singkat dibandingkan dengan Adam yang hampir 1.000 tahun. Tetapi sebagaimana dia menghabiskan kehidupannya dalam kesaksian yang setia, demikian juga kita, dipengaruhi oleh pengorbanan di Golgota, termotivasi dan mendapat amanat untuk mengingatkan orang lain bahwa dibalik kehidupan sekarang yang dipenuhi rasa sakit dan tampaknya dibanjiri dengan penderitaan tanpa akhir ada terbentang Eden yang dipulihkan.
Adam yang bertobat akan ada di sana, semua orang beriman di sepanjang zaman akan ada di sana, dan Yesus, Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, Tuhan yang kekal, Adam kemuliaan kita yang lebih baik, akan ada di sana. Akankah Anda ada di sana?
"Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati" (Kejadian 5:5).
Saat mereka menjalani abad-abad kehidupan mereka, Adam dan Hawa menyaksikan tanpa mengenal lelah keturunan mereka sehubungan dengan janji penebus yang akan datang. Catatan inspirasi menjelaskannya seperti ini: “Pengetahuan tentang hukum Allah, dan rencana keselamatan disampaikan kepada Adam dan Hawa oleh Kristus sendiri. Mereka dengan hati-hati menyimpan pelajaran penting, dan meneruskannya dari mulut ke mulut, kepada anak-anak mereka, dan anak-anak dari anak-anak mereka. Dengan demikian pengetahuan hukum Allah dipertahankan” (Selected Messages, jld. 1, hlm. 230).
Agar mereka tetap memperhatikan harga penebusan, Allah memberikan orangtua pertama itu sebuah sistem korban. Karena menurut kepada perintah Tuhanlah sehingga Adam menarik pisau yang tajam dari pembuluh darah korban pertama dan menyaksikannya menggeliat dalam pergolakan kematian sementara darah yang hangat, mengalir turun dari pakaiannya jatuh ke tanah. Keterkejutan orangtua pertama kita menyaksikan kematian traumatis itu lebih daripada apa yang kita saksikan selam 6.000 tahun masa kehancuran akibat dosa. Kematian adalah asing bagi pengertian mereka dan aneh bagi imajinasi mereka. Menyaksikan domba yang tidak bersalah berakhir dengan bergeliat karena rasa sakit yang mereka telah buat, bagi mereka merupakan mimpi buruk yang mengerikan.
Tetapi juga memberi mereka harapan. Mereka tahu dengan tindakan simbolis ini bahwa semua belum hilang; bahwa rasa malu dan rasa sakit yang mereka bawa kepada ciptaan suatu hari akan dilenyapkan; bahwa darah Yesus akan menebus dosa-dosa mereka; seperti yang dinyatakan Daud kemudian— "sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai” (Mzm. 30:6) dan sebagaimana yang Yesaya kemudian nyatakan: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes. 53:5).
Lamanya kita hidup di bumi sangat singkat dibandingkan dengan Adam yang hampir 1.000 tahun. Tetapi sebagaimana dia menghabiskan kehidupannya dalam kesaksian yang setia, demikian juga kita, dipengaruhi oleh pengorbanan di Golgota, termotivasi dan mendapat amanat untuk mengingatkan orang lain bahwa dibalik kehidupan sekarang yang dipenuhi rasa sakit dan tampaknya dibanjiri dengan penderitaan tanpa akhir ada terbentang Eden yang dipulihkan.
Adam yang bertobat akan ada di sana, semua orang beriman di sepanjang zaman akan ada di sana, dan Yesus, Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, Tuhan yang kekal, Adam kemuliaan kita yang lebih baik, akan ada di sana. Akankah Anda ada di sana?