Kesaksian Kristus yang Seimbang
"Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman” (Mazmur 85:11).
Di mana dan kapan kebenaran dan damai sejahtera (keadilan dan belas kasihan) bertemu dan berdamai? Di Golgota! Sebelum tiba pada waktu itu alam semesta dibiarkan bertanya-tanya mengenai tuduhan Setan bahwa Allah tidak bisa adil dan berbelas kasihan pada saat yang sama (Alfa dan Omega, jld 6, hlm. 412).
Peran Kristus dalam membangun hubungan antara keadilan dan belas kasihan terlihat pada kenyataan yang ada pada kedatangan Kristus yang pertama kali “Keadilan dan Kasih Karunia berdiri terpisah, bertentangan satu sama lain, dipisahkan oleh jurang lebar” (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jld. 7, hlm. 936). “Perhatian-Nya [Kristus] adalah untuk mendamaikan hak istimewa keadilan dan kasih karunia, dan membiarkan masing-masing berdiri secara terpisah dalam martabatnya, namun bersatu” (ibid., hlm. 935).
Pengorbanan Kristus di Golgota menjawab pertanyaan itu selamanya. Di sanalah, “Keadilan dipindahkan dari takhta kemuliaan, dan dengan segenap tentara surga mendekat ke salib. Di sanalah terlihat Seorang yang setara dengan Allah menanggung hukuman untuk semua ketidakadilan dan dosa. Dengan kepuasan yang sempurna Keadilan membungkuk hormat di kayu salib, mengatakan, sudah cukup” (ibid., hlm. 936).
Jadi pada seruan Kristus “Sudah selesai” telah ditambahkan pada evaluasi surga “sudah cukup!” Tidak dibutuhkan lagi bukti yang lebih lanjut, tidak diperlukan lagi pembenaran yang lain. Kristus telah memberikan cukup—cukup pengorbanan, cukup pelayanan, cukup kasih, cukup darah untuk menunjukkan kepada semua bahwa keadilan dan belas kasihan tidak terpisah satu dengan yang lain, tetapi, pada kenyataannya, prinsip-prinsip sesuai satu dengan yang lain, menyatu dengan sempurna dalam hati Bapa.
Apakah arti hal ini bagi kita? Ini berarti bahwa tidak ada dosa yang dilakukan yang tidak dapat memenuhi kepuasan (keadilan); bahwa Allah dapat mengampuni orang yang menurut dan menghukum yang tidak menurut tanpa melanggar kualitas belas kasih-Nya; bahwa Anda dan saya memiliki sebuah teladan untuk diikuti di rumah kita, di jemaat kita, dan dalam semua hubungan kita yang lain.
Peran Kristus dalam membangun hubungan antara keadilan dan belas kasihan terlihat pada kenyataan yang ada pada kedatangan Kristus yang pertama kali “Keadilan dan Kasih Karunia berdiri terpisah, bertentangan satu sama lain, dipisahkan oleh jurang lebar” (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jld. 7, hlm. 936). “Perhatian-Nya [Kristus] adalah untuk mendamaikan hak istimewa keadilan dan kasih karunia, dan membiarkan masing-masing berdiri secara terpisah dalam martabatnya, namun bersatu” (ibid., hlm. 935).
Pengorbanan Kristus di Golgota menjawab pertanyaan itu selamanya. Di sanalah, “Keadilan dipindahkan dari takhta kemuliaan, dan dengan segenap tentara surga mendekat ke salib. Di sanalah terlihat Seorang yang setara dengan Allah menanggung hukuman untuk semua ketidakadilan dan dosa. Dengan kepuasan yang sempurna Keadilan membungkuk hormat di kayu salib, mengatakan, sudah cukup” (ibid., hlm. 936).
Jadi pada seruan Kristus “Sudah selesai” telah ditambahkan pada evaluasi surga “sudah cukup!” Tidak dibutuhkan lagi bukti yang lebih lanjut, tidak diperlukan lagi pembenaran yang lain. Kristus telah memberikan cukup—cukup pengorbanan, cukup pelayanan, cukup kasih, cukup darah untuk menunjukkan kepada semua bahwa keadilan dan belas kasihan tidak terpisah satu dengan yang lain, tetapi, pada kenyataannya, prinsip-prinsip sesuai satu dengan yang lain, menyatu dengan sempurna dalam hati Bapa.
Apakah arti hal ini bagi kita? Ini berarti bahwa tidak ada dosa yang dilakukan yang tidak dapat memenuhi kepuasan (keadilan); bahwa Allah dapat mengampuni orang yang menurut dan menghukum yang tidak menurut tanpa melanggar kualitas belas kasih-Nya; bahwa Anda dan saya memiliki sebuah teladan untuk diikuti di rumah kita, di jemaat kita, dan dalam semua hubungan kita yang lain.
Jawaban untuk pertanyaan “Mana yang lebih besar; Keadilan atau kasih karunia?” Adalah tidak ada—masing-masing melampaui yang lainnya. Keadilan adalah dasar dari takhta Allah, dan kasih karunia adalah hukum alam semesta Nya. Sebagai Allah keadilan, Yesus dilambangkan sebagai Singa Yehuda; sebagai Allah kasih karunia, Dia dinyatakan sebagai Anak Domba Golgota. Kita tidak bisa menetapkan mana yang lebih unggul berdasarkan kualitas keduanya. Tetapi inilah yang kita tahu; Ketika kita berdoa, kita berdoa untuk kasih karunia, dan ketika Dia kembali, kita akan “mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi” (Why. 14:4).
0 komentar :
Post a Comment