Kesaksian Kerajaan



“Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"’ (Matius 4:17).




Ketika Yesus mengkhotbahkan “Kerajaan sorga sudah dekat,” orang-orang menafsirkan hal itu sebagai peran “kemuliaan” kerajaan duniawi. Mereka membayangkan penggulingan kekuasaan Roma dan mereka kembali kepada kemegahan dan kewenangan pada zaman Salomo. Bahkan murid-murid yang menjamah-Nya dalam memiliki hubungan yang erat, yang mendengar perumpamaan-Nya dan menyaksikan mukjizat-Nya, mengharapkan Dia memulihkan kembali kejayaan yang semula. Kekecewaan mereka karena kegagalan-Nya melakukan hal itu tercermin dalam kesedihan mereka yang semakin mendalam, tetapi sama-sama bingung, para pelancong dari Emaus, yang rindu, “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” (Luk. 24:21).




Benar, Kristus datang untuk memberikan kepada kita akses menuju kerajaan fisik—kerajaan kemuliaan di masa yang akan datang. Tetapi tujuan pada saat itu adalah untuk menjelaskan dan menunjukkan prinsip-prinsip kerajaan yang “sekarang”—kerajaan kasih karunia.




Jadi Dia mendesak kita untuk menjadi seperti anak kecil, untuk mengampuni musuh-musuh kita, untuk menghindari orang-orang Farisi. Dia mengatakan kepada kita bahwa melayani dan bukan menguasai yang merupakan substansi menjadi yang terbesar dan bahwa kita harus menghargai perkara rohani melebihi yang sekular. Dia berbicara mengenai kefanaan materi dan kekekalan rohani. Dia berbicara mengenai upah pengorbanan yang berbanding terbalik dengan upah keserakahan; sukacita berbagi melawan ketololan penumpukan harta; kesalahan menghakimi berdasarkan bagian luar daripada apa yang ada di dalam; kebijaksanaan “penyangkalan diri” yang bertentangan dengan kesombongan diri yang tidak berguna, dan bahwa motif, dan bukan hasil, adalah pengenal tindakan yang tepat.




Tetapi manusia tidak menginginkan kebenaran dan perbaikan. Mereka menginginkan keamanan—bukan keselamatan; kekayaan—bukan penebusan; dibebaskan dari mereka penjajah mereka—bukan dibebaskan dari dosa-dosa mereka; sehingga mereka menolak dan menghancurkan Dia!




Setan memahami dengan baik bahwa Pangeran surga sedang berusaha mendirikan kerajaan kasih karunia—kerajaan terang di tengah kerajaan kegelapan yang dibangunnya. Itulah sebabnya ia berjuang begitu sengit untuk memadamkan pengaruh-Nya dan mengapa, akhirnya, ia memimpin massa untuk menyalibkan bintang saksi Bapa. Tetapi dengan melakukan hal itu, ia memeteraikan nasibnya sendiri. Karena kematian Kristus adalah kesaksian yang paling jelas dari semua kebenaran mengenai pemerintahan Allah dan keunggulan kerajaan kasih karunia yang Ia bawa kepada kita.


0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan