Ujian Kesetiaan
Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17).
Ujian terbesar pertama yang Allah berikan kepada ciptaan-Nya melibatkan waktu mereka; satu dari tujuh dalam tiap pekan (hari Sabat) harus didedikasikan untuk Dia (Kej. 2:1-3). Yang kedua bersangkutan dengan nafsu makan mereka; mereka tidak boleh makan dari “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” Tetapi mereka melakukannya, dan dengan demikian, melepaskan semua bencana ribuan tahun yang sejak saat itu menenggelamkan planet kita. Karena dosa mereka, wabah kematian telah menimpa semua orang—kaya dan miskin, hitam dan putih, berpendidikan dan tidak berpendidikan, pria dan wanita, pendek dan tinggi—“Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati” (Pkh. 9:5).
Ada orang yang mempertanyakan etika atau keadilan hukuman mengerikan untuk satu tindakan yang salah.. Bagaimanakah mungkin Tuhan, mereka bertanya, begitu keras terhadap kesalahan yang begitu kecil? Pertanyaan itu dijawab dalam pernyataan Ellen White: “Namun demikian, di dalam rahmat-Nya yang besar itu, Ia telah menentukan bagi Adam satu ujian yang tidak berat. Dan kecilnya hal larangan itu menjadikan dosa itu sangatlah besar. Jikalau Adam tidak dapat mengatasi ujian yang terkecil itu, ia tidak akan dapat mengatasi ujian yang lebih besar seandainya kepadanya dipercayakan tanggung jawab yang lebih berat” (Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 58,59).
Pernyataan lain yang menerangi masalah ini adalah: “Ujian yang paling ringan yang bisa diberikan kepada mereka “ (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, vol 1, hlm. 1083); “Ujian yang diberikan kepada Adam dan Hawa sangat ringan” (ibid); “Ketika Adam digoda, dia tidak merasa lapar" (Signs of the Times, 4 April 1900); “Leluhur kita yang pertama tidaklah dibiarkan begitu saja tanpa mendapat amaran lebih dulu tentang bahaya yang mengancam mereka. Pesuruh-pesuruh surga membeberkan kepada mereka sejarah kejatuhan Setan dan rencananya untuk membinasakan mereka” (Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 46).
Fakta ganda adalah bahwa dosa dalam ukuran yang paling kecil tidak bisa bertahan di hadapan hadirat Allah, dan korbannya setelah diracuni oleh racunnya, selamanya akan menderita. Setelah melakukan dosa, makhluk yang diciptakan dalam kesempurnaan secara permanen rusak; status mereka yang cacat menuntut pembinasaan. Satu-satunya harapan mereka (dan kita) adalah pengampunan sementara kehidupan dan hidup kekal dan setelah kematian dimungkinkan oleh pengantaraan Kristus yang tanpa pamrih.
Tidak seharusnya terjadi demikian, tetapi itulah yang terjadi Adam dan Hawa mendapat cukup peringatan dan dorongan untuk menurut Dan demikian juga dengan kita. Tetapi kita memiliki keuntungan yang lebih luas—Teladan mereka dan masa 6.000 tahun yang menegaskan bahwa dosa memisahkan, sementara penurutan membawa sukacita yang sejati, kesucian, dan kesatuan dengan Sang Pencipta.
Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17).
Ujian terbesar pertama yang Allah berikan kepada ciptaan-Nya melibatkan waktu mereka; satu dari tujuh dalam tiap pekan (hari Sabat) harus didedikasikan untuk Dia (Kej. 2:1-3). Yang kedua bersangkutan dengan nafsu makan mereka; mereka tidak boleh makan dari “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” Tetapi mereka melakukannya, dan dengan demikian, melepaskan semua bencana ribuan tahun yang sejak saat itu menenggelamkan planet kita. Karena dosa mereka, wabah kematian telah menimpa semua orang—kaya dan miskin, hitam dan putih, berpendidikan dan tidak berpendidikan, pria dan wanita, pendek dan tinggi—“Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati” (Pkh. 9:5).
Ada orang yang mempertanyakan etika atau keadilan hukuman mengerikan untuk satu tindakan yang salah.. Bagaimanakah mungkin Tuhan, mereka bertanya, begitu keras terhadap kesalahan yang begitu kecil? Pertanyaan itu dijawab dalam pernyataan Ellen White: “Namun demikian, di dalam rahmat-Nya yang besar itu, Ia telah menentukan bagi Adam satu ujian yang tidak berat. Dan kecilnya hal larangan itu menjadikan dosa itu sangatlah besar. Jikalau Adam tidak dapat mengatasi ujian yang terkecil itu, ia tidak akan dapat mengatasi ujian yang lebih besar seandainya kepadanya dipercayakan tanggung jawab yang lebih berat” (Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 58,59).
Pernyataan lain yang menerangi masalah ini adalah: “Ujian yang paling ringan yang bisa diberikan kepada mereka “ (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, vol 1, hlm. 1083); “Ujian yang diberikan kepada Adam dan Hawa sangat ringan” (ibid); “Ketika Adam digoda, dia tidak merasa lapar" (Signs of the Times, 4 April 1900); “Leluhur kita yang pertama tidaklah dibiarkan begitu saja tanpa mendapat amaran lebih dulu tentang bahaya yang mengancam mereka. Pesuruh-pesuruh surga membeberkan kepada mereka sejarah kejatuhan Setan dan rencananya untuk membinasakan mereka” (Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 46).
Fakta ganda adalah bahwa dosa dalam ukuran yang paling kecil tidak bisa bertahan di hadapan hadirat Allah, dan korbannya setelah diracuni oleh racunnya, selamanya akan menderita. Setelah melakukan dosa, makhluk yang diciptakan dalam kesempurnaan secara permanen rusak; status mereka yang cacat menuntut pembinasaan. Satu-satunya harapan mereka (dan kita) adalah pengampunan sementara kehidupan dan hidup kekal dan setelah kematian dimungkinkan oleh pengantaraan Kristus yang tanpa pamrih.
Tidak seharusnya terjadi demikian, tetapi itulah yang terjadi Adam dan Hawa mendapat cukup peringatan dan dorongan untuk menurut Dan demikian juga dengan kita. Tetapi kita memiliki keuntungan yang lebih luas—Teladan mereka dan masa 6.000 tahun yang menegaskan bahwa dosa memisahkan, sementara penurutan membawa sukacita yang sejati, kesucian, dan kesatuan dengan Sang Pencipta.