KISAH DUA SAUL (BAGIAN 3)

"Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku Iemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12:10)."

      Pernahkah Anda memohon dan meminta Allah agar menghilangkan sesuatu dari hati Anda, dan tubuh Anda, dari kehidupan Anda-dan Ia tidak melakukannya? Maka Anda mangetahui dalamnya keinginan, di balik pengakuan Paulus bahwa "aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dan padaku" (2 Kor. 12:8).  Tentu saja bukan doa-doa singkat "Sekarang aku berbaring tidur" Sebelum naik ke ranjang, ketiga peristiwa doa ini merupakan permohonan penuhpergumulan kepada Yesus untuk menghilangkannya. Mengingat pergumulan saya, saya mendapati hiburan mangetahui bahwa Paulus bergumul dengan kelemahan yang sama: "Kehidupan Rasul Paulus merupakan satu konflik konstan dengan diri... kemauan dan keinginannya setiap hari bertentangan dengan tugas dan kehandak Allah. Sebagai ganti mengikuti kecenderungan hati, ia melakukan kehendak Allah, betapapun sifatnya harus disalibkan" (The Ministry 0f Healling, hlm. 452, 453). lnilah jalan sukar penderitaan dari kerendahan hati. Karena mengalami kegagalan itu satu hal bilamana Anda adalah panyebab dari kegagalan Anda sendiri-rangkullah dan belajarlah darinya. Tetapi merangkul penderitaan yang kita alami secara sengaja diizinkan olah Allah menuntun kita lebih dalam menuju kualitas saleh kerendahan hati. Saya tidak bisa  berjalan ke kamar rumah sakit Anda dan menyatakan kepada Anda bahwa Anda menderita karena Allah telah memilihnya untuk membuat Anda lebih rendah hati. Itu akan mangalihkan dan mungkin amat keliru. Penderitaan itu disebabkan, bukan 0leh Allah, tetapi oleh "utusan Setan" (Yesus berkata, "Seorang musuh telah melakukan ini"). 
    Tetapi saya bisa masuk ke kamar penderitaan saya sendiri dan berbisik kepada diri saya sendiri bahwa barang kali apa yang saya derita diizinkan oleh Allah demi membawa saya lebih jauh ke dalam kasih dan kerendahan hati—Nya. Paulus tidak. menjelaskan penderitaan orang lain sebagai satu pelajaran Ilahi, Tetapi tanpa dalih di sini ia menjelaskan bahwa melalui wahyu Ilahi ia telah belajar bahwa apa  yang ia derita dimaksudkan olah Allah untuk menjauhkan dia dari meninggikan diri. Penderitaan adalah jalan sukar menuju kerendahan hati. Bagaimana lagi kita akan menjelaskan curahan Paulus ke dalam lagu ketika setelah peristiwa doa ketiga, Yesus datang kepadanya mangatakan tidak dan sebuah janji:
"Kasih karunia-Ku cukup bagimu." Kasih karunia yang manakjubkan yang dapat mengubah dia yang menderita menjadi orang yang berjaya dalam penderitaan yang memuliakan Juruselamat dan merendahkan diri sendiri! Tidakkah kita akan mengikut?

SEKOLAH SABAT

KABUT
Bacalah Yakobus 4:14. Poin penting apakah yang dibuat disini?
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

      Hidup tidaklah menentu. Setiap napas adalah anugerah. Yakobus 4:14 menggunakan Bahasa Yunani yang sangat jarang digunakan (atmis), yang diterjemahkan sebagai "uap air" atau ··kasut.·· Seperti kata lbrani hebel ("napas, uap, air"), yang muncul 38 kali dalam kitab Pengkhotbah dan sering diterjemahkan sebagai "keangkuhan," itu menekankan kefanaan hidup. Siapakah, khususnya ketika kita, semakin tua, yang tidak mengalami betapa cepat dan singkatnya hidup itu? Di masa tuanya, penceramah terkenal Billy Graham berkata, "Saya tidak pernah tahu bahwa hidup berlalu begitu cepat." Dengan kata lain, akan selalu ada kematian yang segera. Kita semua berada sejauh letak jantung dari kematian. Kita semua, dalam setiap waktu, dengan berbagai jenis alasan, dapat mati dalam waktu yang singkat. Sangat benar Yakobus berkata,_"Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok" (Yak: 4:14), termasuk kematian "Saya tidak akan beberkan di sini betapa singkat dan tentu hidup ini; tetapi ada satu bahaya yang mengerikan suatu bahaya yang tidak begitu di·pahami—menunda-nunda menyerah pada bisikan Roh Allah, memilih hidup di dalam dosa; inilah penundaan yang sesungguhnya itu."——Ellen G. White, Kabahagiaan Sejati, hlm. 35. 
Dan lagi,bukan hanya sekadar kehidupan yang sangat singkat, hidup itu sendiri dapat juga menjadi sangat tidak memuaskan. 
   Bacalah Pkh. 2:15-l9; 4:4; 5:10; 9:11, 12. Bagaimanakah pekabaran Salomo di sini menambahkan poin yang Yakobus telah buat? 
 _________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
Kita melihat begitu banyak ketidakadilan, begitu banyak yang tidak masuk akal dalam hidup ini. Tidak heran kita semua rindu janji kehidupan kekal yang diberikan kepada kita melalui Yesus. Tanpa itu, kita hanya bagaikan kabut yang akan hilang dan dilupakan selama-lamanya. 
  Berapa kuatkah lunia ini memegang Anda dalam genggamannya? Bagainanakah Anda dapat segalu mengingat betapa fananya semua itu? 
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan