Sebuah Masalah Pribadi

“Biarpun di tengah-tengahnya berada,ketiga orang ini, yaitu,Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 14:14).

Ramalan itu tidak pernah baik. Setelah Yehezkiel menerima perintah Tuhan, tanpa keraguan, dinyatakan penghakiman yang mengerikan terhadap bangsa yang tersisa di Yerusalem. Penolakan mereka untuk mengikuti perintah Allah telah ia prediksi, segera akan datang penghukuman dari surga. Demikian juga orang asing, sekelompok penatua yang kembali, tidak terkejut saat dia mengulangi penghukuman yang akan terjadi atas Israel karena ketidaktaatan mereka.

Apa yang harus digunakan untuk memukul mereka, bagaimanapun, adalah kekuatan yang tidak biasa disertai peringatannya, menyatakan bahwa kehadiran Nuh, Daniel, dan Ayub, tiga tokoh utama sejarah Israel, tidak bisa mencegah bencana ini. Nabi itu menutup pekabarannya dengan tegas bahwa tidak ada harapan pembebasan terhadap penduduk kota yang siap untuk dihukum mati. Dia memanggil nama-nama orang yang dekat dengan dia tidak hanya sekali tetapi empat kali selama percakapan singkat mereka, sebagai bukti niat Allah untuk benar-benar membalaskan kejahatan Israel.

Perlu disadari bahwa Nuh, Daniel, dan Ayub memiliki instrumen keselamatan mereka sendiri: Nuh, seluruh keluarganya (Kejadian 6:18); Daniel, sahabat-sahabatnya (Daniel 2:18); dan Ayub, teman-temannya (Ayub 42:7,8). Yehezkiel mengamarkan bahwa jika tiga pahlawan ini ada di Yerusalem sekarang ini, mereka tidak dapat menyelamatkan bangsa yang jahat ini. Hal ini mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah masalah pribadi: Kita tidak dapat menyelamatkan satu sama lain, tidak peduli seberapa adil atau baik, kesabaran dan pengampunan Allah ada batasnya.

Sementara keselamatan adalah masalah pribadi, keselamatan setiap individu dipengaruhi oleh kesalehan orang lain. Setiap orang diselamatkan hanya oleh kasih karunia Allah. Namun, dengan teladan benar mereka, nasihat bijaksana mereka, dan doa perantara mereka, pribadi yang saleh sering membangkitkan semangat untuk hidup yang saleh.

Dalam arti yang lebih luas, ada harapan dari kehadiran setiap orang saleh sehingga Tuhan sabar terhadap mereka yang berdosa. Perjanjian-Nya dalam hal Sodom dan Gomora yaitu: “jika hanya sepuluh orang benar ditemukan” (Kejadian 18:32), dan respons-Nya yang penuh belas kasihan terhadap permohonan Musa untuk menghapuskan namanya dari buku kehidupan tetapi menyayangkan orang berdosa (Keluaran 32:32), adalah gambaran kasih karunia.

Demonstrasi utama kerinduan Bapa dipengaruhi oleh perantaraan yang baik untuk yang jahat, adalah karena penerimaan-Nya perihal kehidupan Yesus yang setia dan mati ganti kita. Untuk itu, Yesus adalah teladan kita, menjadi Pengantara, dan kita sebagai umat-Nya harus memilih untuk hidup bagi-Nya dan mempercayai jaminan-Nya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan