Hadiah-Nya yang Beretika

"Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa" (Ibrani 2:17).

Salah satu tujuan Setan untuk menghilangkan kepercayaan terhadap karunia keselamatan Kristus adalah dengan menggambarkan campur tangan Juruselamat kita sebagai sesuatu yang tidak adil atau tidak pantas. Bagaimanakah itu bisa terjadi, dia mengemukakan bahwa dapatkah pengorbanan dari Sang Pencipta menebus dosa ciptaan-Nya? Tidak benar bahwa darah dan jubah Kristus harus diterima di tempat ketidakpatuhan dan kenajisan manusia. Tentunya, Setan akan benar kalau bukan dengan beberapa fakta yang tidak dapat disangkal.

Fakta pertama adalah bahwa Kristus datang menjadi Penebus, bukan karena sebuah paksaan, tetapi secara sukarela menjadi Perantara bagi manusia. Yang kedua adalah bahwa Dia benar-benar mengambil rupa manusia dalam Keilahian-Nya; pada kenyataannya, Dia menjadi Adam yang kedua. Yang ketiga, dia benar-benar mati di Kalvari; Keilahian Yesus rela untuk mati, tetapi tidak dapat dilakukan; kemanusiaan Kristus yang mati, walaupun Dia tidak pantas untuk menerimanya. Fakta keempat, rencana itu sungguh berisiko—jika Yesus gagal untuk bertahan dalam “ujian dan pencobaan yaitu Adam yang pertama telah gagal untuk pertahankan... seluruh bumi akan hilang” (The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jld. 5, hlm. 1082,1083).

Rencana untuk penyelamatan kita telah dibebankan dalam hal yang sangat membahayakan bagi kemanusiaan Kristus. Risiko yang diambil-Nya sangat penuh dengan konsekuensi terhadap seluruh alam semesta dan kekekalan. Yesus, kemanusiaan-Nya, memiliki kemungkinan untuk jatuh. Akses Setan pada-Nya sama seperti pada Adam dan Hawa, bahkan lebih hebat dari yang pernah Adam dan Hawa atau kita ketahui.

Penerimaan Allah terhadap tawaran Anak-Nya untuk memerangi malaikat jahat dengan kemurnian perlengkapan perang kemanusiaan tidaklah adil. Sesungguhnya, yang tidak adil adalah dengan kejam Setan mencobai dan menekan Kristus di sepanjang hidup-Nya, sampai pada akhirnya, siksaan dari orang kejam digunakan Setan untuk menganiaya-Nya sampai di kayu salib.

Setan memiliki setiap kesempatan untuk melemahkan dan menjebak dan mengalahkan Tuhan kita, tetapi Yesus menang. Kemenangan-Nya tidak dapat tidak dipercayai, diingkari, diabaikan, dikesampingkan, ditolak, dipalsukan, ataupun diulang kembali. Sejauh yang kita ketahui: Bahwa Bapa di surga “melihat pengorbanan-Nya dan menjadi puas” (lihat Yesaya 53:11). Dan begitu juga dengan kita, menerima berkat melalui percaya pada kasih-Nya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan