Sindrom Hidung Putih

sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin” (Roma 8:22).


Pada tanggal 16 Februari 2006, Caver berhasil mengambil foto kelelawar berhibernasi di gua-gua Howe, sebuah gua wisata komersial populer sekitar 35 km sebelah barat Albany, New York. Foto-foto itu menunjukkan beberapa kelelawar cokelat kecil, masing-masing dengan hidung putih terang. Mungkinkah ini spesies kelelawar baru? Pada pemeriksaan lebih jauh, “bulu” putih ternyata infeksi kulit jamur pada moncong kelelawar. Jamur juga telah menyebar ke telinga dan kadang-kadang bahkan sayap. Selama musim dingin tahun 2006-2007, kelelawar yang terinfeksi muncul pada tiga gua yang berdekatan. Musim dingin berikutnya, ketika lonceng alarm liburan mulai dalam komunitas ilmuwan kelelawar sementara itu infeksi menyebar ke 29 gua dan tambang yang ditinggalkan di New York, Vermont, Massachussetts, Connecticut, dan Pennsylvania. Hingga 2008-2009 kelelawar yang terinfeksi muncul di New Hampshire dan Virginia Barat juga. Populasi kelelawar di gua tersebut merosot. Apakah jamur harus disalahkan? Jika demikian, bagaimana?

Peneliti mengidentifikasi jamur sebagai spesies yang terkait dengan genus terkenal Geomyces. Jamur itu tidak menginfeksi orang atau bahkan kelelawar yang tidak berhibernasi, karena jamur menyukai udara dingin tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 20 derajat Celsius. Kelelawar cokelat kecil Myotis lucifugus yang pa-. ling banyak terinfeksi, namun wabah juga memengaruhi setidaknya lima spesies lain. Sensus menunjukkan bahwa rata -rata tiga dari empat kelelawar di koloni itu mati. Penyakit ini telah sepenuhnya membunuh beberapa koloni. Kelelawar yang terkena maka berat badannya menurun dan tampak seperti akan mati kelaparan selama hibernasi musim dingin. Ilmuwan bertanya-tanya, apakah jamur mencegah kelelawar cukup makan sebelum hibernasi pada musim gugur atau kelelawar berhibernasi dengan cadangan lemak yang memadai tapi entah bagaimana jamur mengubah fisiologi hibernasi mereka? Pada tulisan ini, tampaknya bukti menunjuk ke hipotesis kedua, karena jamur tidak menyebabkan peradangan atau merangsang respons imun kelelawar. Perkiraan terbaik sekarang adalah bahwa kelelawar yang terinfeksi tetap gelisah selama hibernasi, membuat kelelawar itu tidak menghemat energi selama hibernasi. Sehingga kelelawar menggunakan ter j lalu banyak lemak tubuhnya dan tidak dapat bertahan pada musim dingin. Penelitian sekarang ini adalah untuk menyelamatkan beberapa spesies kelelawar dari kepunahan total. Apakah penyembuhan dapat ditemukan tepat waktu?

Tuhan, di sekitar kami, kami melihat bukti dosa.• Semua ciptaan menderita Sementara kami berjuang dalam perjuangan iman yang baik, bantulah kami untuk mengetahui bagaimana memelihara makhluk lain yang Engkau ciptakan berada bersama kami.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan