Dengan Iman

"Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman" (Roma 1:17).


Apakah Tuhan itu ada? Bisakah kita memercayai firman-Nya? Apakah Tuhan Sungguh-sungguh dengan apa yang Dia katakan? Apakah Dia tahu bahwa saya ada?

Tema diulang lagi dan lagi dalam pasal iman kitab Ibrani 11 yang adalah jaminan bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan apa yang Dia katakan sambil kita menunggu dengan sabar. Buku ini mengutip individu-individu yang tetap percaya kepada Allah.

Baca lagi ayat untuk hari ini. Untuk Roma 1:17, Paulus telah kutip dari Ha-bakuk-2:4. Lalu ia mengulangi bagian yang sama di Galatia 3:11, dan itu muncul dalam Ibrani 10:38. Mungkinkah ada sesuatu di sini yang sangat penting? Ketika saya membaca Habakuk 2, saya menemukan Allah berbicara, jadi mari kita mendengarkan. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya” (ayat 2-4).

Firman Allah yang hidup ini menghibur dan menguatkan saya. Ayat ini meyakinkan saya bahwa wahyu Allah adalah benar dan pada waktunya “sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh” (ayat 3). Di keluarga saya sendiri dan dalam komunitas saya, banyak yang tidak percaya, bahwa Allah ada. Dan jika Dia ada, Dia pasti bukanlah Tuhan yang baik karena Ia lelah mengizinkan begitu banyak rasa sakit dan penderitaan terjadi pada pandangan-Nya.

Yesus menanyakan pertanyaan penting dalam Lukas 18:8: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Akan adakah orang yang yakin bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan apa yang Dia katakan? Akan adakah orang yang masih benar benar yakin bahwa Tuhan itu ada dan yang sabar menantikan Dia?

Saya telah memutuskan bahwa jawaban untuk pertanyaan Lukas adalah YA. Saya memilih untuk tetap memegang erat iman saya kepada Allah -untuk per caya dan menunggu dengan sabar, mengetahui bahwa waktu-Nya bukan milik saya.

Tuhan, saya tidak memahami waktu-Mu atau cara Mu melakukan sesuatu. Namun demikian, saya memilih untuk percaya, untuk menyimpan pertanyaan saya hingga kedatangan-Mu, bertemu muka dengan muka. Saya memercayai Engkau sepenuhnya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan