Batu Penjuru/ Batu Utama

"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru" (Mazmur 118:22).


Pada tanggal 4 Juli 1848, presiden Amerika Serikat, James K. Polk, meletakkan batu dasar sebuah monumen yang selama empat dekade berikutnya menjadi Monumen Washington setinggi 555 kaki. Banyak benda dan dokumen penting yang disegel di dalam batu penjuru itu. Termasuk waktu itu kapsul harta karun dolar Amerika, 1783 sen, salinan Konstitusi AS dan Deklarasi Kemerdekaan, sebuah Alkitab, Almanak Petani, peta dari berbagai jenis, catatan survei pantai, dan daftar artefak yang diawetkan dalam batu penjuru itu. Akhirnya, pada tanggal 6 Desember 1884, “Batu Utama” aluminium ditetapkan sebagai puncak obelisk yang megah. Tiga dari empat sisi batu penjuru ditulis dengan nama nama orang dan tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam pendirian monumen itu. Sisi ke-empat bagian timur-bertuliskan dua kata latin: Laus Deo, yang berarti “Pujian bagi Allah.”

Batu penjuru dan batu utama keduanya adalah elemen penting dalam arsitektur bangunan atau monumen. Orang memilih batu penjuru dengan hati hati, karena batu itu harus menahan tekanan besar beratnya bangunan. Fondasi tidak boleh runtuh oleh karena pengaruh pelapukan dan waktu. Batu penjuru biasanya menandai awal proyek pembangunan, dan batu utama menandai penyelesaian, memberikannya sentuhan akhir. Untuk sebuah bangunan batu adalah alfa dan omega.

Dalam Mazmur 118:22, kata lerosh dalam Ibrani berarti “kepala” dan pennah berarti “sudut.” Edisi pertama NIV menerjemahkannya sebagai “batu penjuru.” Kebanyakan versi lain menyebut “landasan” atau “kepala landasan “sebagai gantinya. Saya bisa memahami perbedaan yang membingungkan. Dengan posisinya di puncak, batu utama Monumen Washington tentu bisa dianggap sebagai batu kepala, bukan? Sebelum menggunakan penemuan dan instrumen presisi yang umum sekarang seperti digital laser transit, pembangun membutuhkan referensi yang solid untuk menetapkan orientasi atau struktur bangunan dan berfungsi sebagai titik acuan yang tak bergerak untuk semua dimensi pengukuran. Setelah ditetapkan dasar, landasan atau batu fondasi maka hal itu menjadi titik referensi yang solid bahwa semua pengukuran pembangun didasarkan pada fondasi. Itu juga tepat bila disebut sudut utama.

Sudut utama mengacu kepada Yesus yang adalah standar kita, yang melewati semua ujian, landasan yang berharga untuk dasar yang pasti bagi kehidupan kita (Yes. 28:16).

Tuhan, saya dengan rendah hati meminta Engkau menjadi Batu Penjuru dan Batu Utama hidup saya. Saya tahu bahwa jika saya bisa membuat keputusan setiap hari untuk memercayai Engkau, saya tidak akan pernah runtuh. Jadikanlah saya, bait suci.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan