BUKAN ANAK BIASA
"Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan" (Lukas 1:31-33).
Sementara Maria mungkin susah (Luk. 1:29) dan ketakutan (ayat 30) saat munculnya malaikat Gabriel dan pernyataannya mengenai kelahiran yang tidak diharapkan, dia sudah pasti terheran-heran sekali pada sifat anak yang dijanjikan. Sebagian besar dia mungkin bingung disebabkan beban terlalu besar dari informasi yang diterimanya dalam waktu singkat-informasi tak dapat ditawar yang bukan saja akan mengubah hidupnya tetapi juga mengubah jalannya sejarah dunia.
Gabriel memberitahu Maria sedikitnya lima hal penting dalam ayat 31-33 tentang anak yang akan dia lahirkan. Pertama, anak itu laki-laki. Itu selalu berita baik dalam keluarga Yahudi. Walau anak perempuan juga disambut baik, namun kelahiran seorang anak laki-laki berarti nama keluarga akan berlanjut dan akhirnya nanti akan ada punggung yang kuat untuk membantu menopang keluarga dalam ekonomi. Dalam sebuah keluarga berdasarkan silsilah ayah, maka kelahiran seorang putra adalah saat paling membahagiakan dalam kehidupan seorang ibu.
Hal kedua dalam pernyataan malaikat adalah nama-Nya harus Yesus. Bentuk Yunani dari nama Ibrani Yosua, yang berarti “Yahweh menyelamatkan” atau “Allah menyelamatkan.” Dan, tentu saja, semua orang Yahudi paham peran historis Yosua sebagai perantara Allah dalam menaklukkan Palestina dan menempatkan bangsa mereka di sana.
Jadi, nama yang diperuntukkan anak laki-laki itu sarat nilai-nilai tambah yang penting. Dan Gabriel mengisi nilai-nilai tambah itu dengan cara yang hampir tidak dapat diterima pikiran manusia. Dia selanjutnya memberitahukan bahwa Yesus (1) adalah "Anak Allah Yang Mahatinggi,” (2) “Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,” dan (3) kerajaan-Nya akan berdiri sampai selama-lamanya dan tidak akan berkesudahan.
Dengan frasa-frasa pendek itu Gabriel memberitahu Maria bahwa dia bukan saja akan menjadi ibu dari Mesias yang sudah lama ditunggu, tetapi bahwa Mesias ini Ilahi. Inilah gagasan baru. Umat Yahudi memandang Mesias sebagai laki-laki yang besar dan agung seperti Daud, tetapi tidak sebagai Allah.
Dalam keseluruhannya pernyataan itu menakjubkan sekali. Apakah yang Anda rasakan kalau Anda mengalaminya?Berkaitan kisah Maria, Allah menggunakan seorang gadis sederhana untuk tujuan-Nya. Itulah berita penting bagi Anda dan saya. Allah juga dapat melibatkan kita dalam rencana besar-Nya jika kita mengizinkan Dia.
0 komentar :
Post a Comment