ANAK YANG DINUBUATKAN
"'Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: ‘Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. ’Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan"(Yesaya 9:5,6).
"Aku adalah Aku" bukan saja kekal "di luar sana," tetapi juga yang akan memasuki sejarah manusia dalam pribadi Yesus dari Nazaret, fokus utama Perjanjian Baru dan pokok nubuatan di dalam Perjanjian Lama.
Mengingatkan kembali ke Yesaya 7:14 dan perempuan muda yang akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama "Imanuel" atau "Allah bersama kita," Yesaya 9:6 mengangkat kata "putra" dan mulai mengisi profil pribadi dari Keallahan yang akan menjadi daging dan tinggal di antara kita. Tar-gum Yahudi (sebuah parafrasa terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Aramik yang umum digunakan di zaman Yesus) membantu mengartikan perikop itu: "Dan tersebutlah nama-Nya dari dulu, Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Dia yang hidup kekal, Mesias, yang di zamannya damai akan bertambah atas kita.” Interpretasi Mesianik oleh umat Yahudi zaman dulu mencerminkan gambaran tentang individu yang dibicarakan dalam ayat 6 dan 7 dan tidak mungkin mengacu kepada seorang penguasa biasa di dunia.
Dialah "Penasihat Ajaib," yang di dalam diri-Nya sendiri adalah suatu keajaiban dalam kearifan-Nya dan kebaikan-Nya. Akar kata “ajaib” digunakan di Mazmur 78:12 mengenai Allah yang "melakukan keajaiban-keajaiban, di tanah Mesir.” Akar kata yang sama menggambarkan mukjizat-mukjizat yang Allah lakukan di Mesir, termasuk memisahkan laut, dipimpin tiang awan dan api, dan memecah batu-batu padang pasir untuk mendapatkan air. Keajaiban dari keajaiban-keajaiban nubuatan adalah kenyataan bahwa seorang individu seperti itu akan dilahirkan sebagai anak menjadi sumber kearifan bagi umat Allah.
Kedatangan Mesias bukan saja sekadar seorang anak lain, tetapi "Allah yang Perkasa." Di sini kita telah membayangkan mukjizat inkarnasi dan sifat ganda kedatangan Kristus-seorang individu unik yang akan sepenuhnya manusia tetapi sepenuhnya Ilahi.
Nama ketiga-Nya adalah "Bapa yang Kekal." Di sini kita harus menyadari bahwa sang rasul bukanlah membaurkan Bapa Ilahi dengan Putra Ilahi, tetapi sesungguhnya kenyataan bahwa satu peran Kristus adalah menyediakan pemeliharaan penuh kasih dari seorang ayah kepada anak-anak-Nya. Akhirnya, “Raja Damai” yang “kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan” mencerminkan sifat kerajaan kekal Allah dan nubuatan besar Daniel 2:44, yang akan mengakhiri semua kerajaan di bumi. Kerajaan itu “tidak akan berkesudahan” (bandingkan Lukas 1:33).
0 komentar :
Post a Comment